Chapter 17 - Taruhan dan Persiapan

18.8K 1.3K 43
                                    

🎶 Dive - Ed Sheeran

***

"Kamu kenapa?" tanya Melati melihat Batara yang diam sejak tadi. Batara hanya diam setelah melihat Melati sebentar.

"Ai, jawab dong, Ai?" tuntut gadis itu.

"Dia masih suka sama kamu," kata Batara.

"Siapa? Maksud kamu Jonathan?" tanya Melati.

Flash back on

"Melati!!!" panggil seseorang. Melati dan Batara melihat ke arah siapa yang memanggilnya.

"Jonathan? Kamu ngapain di sini?" tanya Melati.

Jonathan melihat Batara, setelah itu dia tersenyum.

"Kamu sama siapa ke sini?" tanya Jonathan. Sebenarnya pria itu tahu jika gadis yang masih disukainya itu datang dengan laki-laki yang sama saat di Surabaya.

"Aku datang sama Ai ku," kata gadis itu polos.

Tentu saja membuat Jonathan jengkel. Dia tidak cukup bodoh, dia tahu panggilan 'Ai' itu adalah kepada Batara. Dan dia juga tahu, jika panggilan itu untuk orang yang sedang memiliki hubungan spesial.

"Ai? Nggak salah dengar kan?" tanya Jonathan mendekat. Gadis itu mundur.

"Ai, kita pulang!" ujar Batara dengan tatapan tajam ke arah Jonathan. Melati? Dia begitu bingung dengan sikap Batara. Aku nggak salah dengar kan? Ini kali kedua Batara panggil aku dengan sebutan Ai, batin Melati.

"Lo nggak berhak ngajak Melati untuk pulang!" kata Jonathan dengan kasar. Batara? Dia tidak menghiraukannya.

"Kamu apaan sih Jonathan? Nggak jelas banget deh. Ingat ya, kita itu nggak punya hubungan lagi," ucap Melati dengan penuh penekanan.

"Ai, ayo!" Batara merangkul pundak Melati mengajak gadis itu untuk pulang. Melati mengangguk tersenyum.

"Woii!! Emang ya. Kalau orang yang nggak jelas asal usulnya lebih pantas dengan cewek murahan kayak Lo Mel, cueehh.."  Jonathan meludah jijik, karena Batara dan Melati menghiraukannya.

Deg...

Dan sedetik kemudian,

Bughh...

Bughh..

"A, Ai?" Melati sangat takut. Ya, Batara berbalik dan memukul wajah Jonathan dengan keras. Bibir Jonathan terluka. Ada darah di sudut bibirnya.

"Gue nggak mau berurusan sama bocah kayak Lo! Tapi sepertinya Lo itu punya mulut terlalu lantam. Jadi harus diberi pelajaran. Biar sekali lagi Lo tahu sopan santun. Gue nggak kenal siapa Lo, tapi Lo udah berani ngusik hidup gue. Saat kita ketemu di Surabaya kemarin, gue masih maafin Lo. Karena gue pikir Lo itu masih punya otak. Ternyata nggak. Lo itu bocah berengsek!! Bilang sama orang tua Lo, kalau Lo nggak pantes jadi anak mereka, kasihan orang tua Lo. Berengsek!!!" Batara berbicara kasar. Dia menarik kerah baju Jonathan yang sudah terjatuh di tanah.

"A, Ai. Udah! Ayo pulang," kata Melati. Dia takut Batara dan Melati bertengkar lagi.

Melati, dia menarik lengan Batara menjauh dari sana. Jonathan? Dia menyentuh bibirnya yang berdarah. Dia mengumpat marah. Dia seperti dipermalukan di depan umum.

Pelukan Saat Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang