Chapter 15 - Makan Malam

20.1K 1.3K 48
                                    

🎶 Perfect - Ed Sheeran

***

"Hati-hati ya sayang. Pulangnya jangan lama," ucap Yanti pada kedua orang tersebut. Keduanya mengangguk. Batara dan Melati masuk ke dalam mobil dan melesat pergi dari sana.

"Kita mau ke mana?" tanya gadis itu memecah keheningan malam di mobil itu.

"Ke mana aja," jawab pria itu.

Melati mendengus kesal. "Kamu nggak bisa romantis? Nggak seru," gadis itu benar-benar kesal. Dia mengerucutkan bibirnya.

"Aku bukan tipe orang yang romantis," kata pria itu. Melati menoleh. Memang benar, pria itu tidak bermain-main dengan pembicaraannya.

"Kamu itu nggak romantis, humoris juga nggak. Kamu itu..."

"Aku tipe pria cemburuan," potongnya cepat sebelum gadis itu melanjutkan perkataannya. Saat lampu merah dan mobil berhenti, dia menoleh ke gadis itu. Gadis itu tentu saja bingung.

"Apa?" tanya Batara yang melihat Melati menatapnya aneh.

"Masa sih kamu tipe orang yang cemburuan? Kamu itu kan kaku. Tapi, ya mungkin aja sih kalau sama orang lain. Secara kalau sama aku kan kamu itu pendiam plus kaku," timpal gadis itu. Dia sebenarnya kesal saat mengetahui faktanya. Batara memang seperti itu kepadanya.

Batara tidak menjawab perkataan Melati. Dia kembali fokus pada jalanan. Melati pun mengambil kesibukan sendiri. Dia memeriksa notifikasi handphonenya. Dia tersenyum mendapat sebuah pesan. Ya, itu pesan dari Febby.

Kak Melmel. Cieee yang lagi ngedate bareng Kak Batara. Lanjut Kak, jangan kasih kendorrr... Aku selalu mendukung.

Febby apaan sih? batinnya. Dia tersenyum melihat pesan itu. Batara melihatnya tentu saja. Dia penasaran apa yang membuat gadis itu tersenyum.

"Kenapa?" tanya Batara. Melati menoleh, dia meletakkan handphonenya di atas tas selempang miliknya.

"Hah? Nggak kok."

Setelah itu mereka diam sampai ke tujuan.

"Kita beneran makan malam? Di sini?" tanya Melati tidak percaya. Mereka makan malam di sebuah restoran yang dikunjungi oleh anak-anak muda zaman sekarang. Tepatnya, restoran ini khusus untuk orang yang pacaran.

Batara mengangguk. Dia berjalan tapi gadis itu masih berhenti menatap pria itu. Batara menoleh ke samping. Tidak ada gadis itu di sana. Batara melihat ke belakang. Dia melihat gadis itu dengan tatapan bertanya.

"Kamu nggak ada rencana pegang tangan aku ke dalam?" tanya Melati. Batara memijit pelipisnya. Dia berbalik dan meraih tangan gadis itu. Alhasil, gadis itu tersenyum. Dia tidak ingin berdebat dengan gadis itu sekarang.

"Ahh senangnya. Kita kayak pacaran benaran loh. Suami ganteng aku," ucapnya yang masih setia memandangi tangan mereka yang bergandengan. Tentu saja saat mereka masuk menjadi sorotan untuk orang-orang yang di sana. Ya, itu sudah biasa memang. Saat sepasang kekasih masuk ke suatu tempat atau apa pun itu, akan menjadi sorotan dan menjadi perbincangan oleh orang-orang yang ada di sana. Tapi, bagi Melati itu suatu yang sangat luar biasa.

Pelukan Saat Senja [END]Where stories live. Discover now