🎶 Bukti - Virgoun
***
Rumah keluarga Mahanipuna sangat ramai siang ini, mereka melakukan acara syukuran kecil-kecilan karena kelahiran cucu mereka. Kedua orang tua Melati juga ada di sana. Gelak tawa dan juga candaan terdengar di sana. Suara tangisan bayi juga ikut menghiasi acara itu.
Batara sangat senang melihat keponakan laki-lakinya. Begitu juga dengan Sandy. Melati sangat sibuk melihat dan sesekali memegang wajah keponakannya.
"Oh ya, namanya siapa?" tanya Melati.
"Namanya Avrael Anindito," jawab Lalisa tersenyum. Nama yang sudah mereka rancang sebulan yang lalu.
"Wah, nama cucu kakek bagus," sahut Winata.
"Lucunya, sini sama nenek dulu," kata Lena mendekati Lalisa dan meraih Avrael ke gendongannya.
"Istri kakak kayaknya suka banget sama bayi," bisik Sandy pada Batara saat melihat itu. Batara tersenyum, dia senang jika Melati menyukai bayi.
"Iya."
"Cepat-cepat juga kasih aku keponakan," kata Sandy dan berhasil membuat Batara terbatuk.
"Kesambet apa kamu?" ucap Batara heran melihat Sandy.
"Nggak ada, cuman mau tahu aja gimana caranya Kak Mela buat kakak jatuh cinta," jawab Sandy enteng. Batara hanya menggelengkan kepalanya. "Nggak usah ngelak, kakak udah beneran jatuh cinta sama Kak Melmel," kata Sandy lagi.
"Sok tahu kamu!"
"Bukan sok tahu, tapi fakta."
Batara memutuskan untuk berpindah tempat sebelum rasa malunya keluar karena ulah adiknya Sandy. Sandy melihat Batara yang pergi menjauh darinya lalu duduk di samping Melati istrinya. Lagi-lagi Sandy tersenyum tipis melihat Batara yang sudah jelas-jelas ketahuan suka pada istrinya.
"Cinta banget, sampai-sampai nggak bisa jauh, dasar!!" gumam Sandy. Lalu dia mulai berkutat dengan handphone-nya. Dia sudah memulai memainkan game-nya.
"Lucu banget sih, Avrael? Pengen gigit...." Melati tidak henti-hentinya melihat bayi yang lucu nan imut itu.
"Makanya cepat-cepat punya bayi, biar kayak kita," kata Lalisa pada Melati membuat gadis itu malu.
"Eh? Apaan sih, kak?" ucap Melati malu-malu.
"Kakak mau kita punya anak berapa?" tanya Batara yang baru saja duduk di sampingnya Melati.
"Terserah kalian dong! Jangan dilama-lamain, bilangin sama suami kamu," bisik Lalisa dikata terakhirnya. Melati tersenyum malu.
"Kakak ngomong apa?" tanya Batara penasaran.
"Itu urusan kami berdua," jawab Lalisa.
"Cih... dasar cewek-cewek," ucapnya beranjak dari sana.
Batara memutuskan untuk duduk kembali di samping Batara. "Main game mulu, belajar sana!" kata Batara. "Bentar lagi, Kak."
"San."
"Hm..."
"Kapan Lo punya pacar?"
"Kapan-kapan."
"Serius."
"Lagi nyari."
"Nggak usah nyari, liat aja siapa yang kamu suka."
"Ada."
"Seriusan?" Batara antusias saat tahu adiknya itu menyukai perempuan juga.
"Hm..."
YOU ARE READING
Pelukan Saat Senja [END]
Teen Fiction𝘞𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 ❗ 🚫𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘜𝘞𝘜 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶𝘵, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘤𝘢!🚫 🚫𝐒𝐒𝐄𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐃𝐈𝐏𝐑𝐈𝐕𝐀𝐓, 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀...