Chapter 27 - Kejujuran

14.2K 968 60
                                    

🎶 All of Me – John Legend

***

Malam itu, setelah Melati dan Batara selesai memakan sate yang dibawa Batara, gadis itu dipanggil ke ruang tamu oleh ayah dan bundanya. Ya, orang tua mana yang tidak marah dan khawatir melihat keadaan putrinya.

Gadis itu menyesal dan menunduk malu. Untuk pertama kalinya bundanya marah besar pada putri bungsunya. Melati malu saat dia dimarahi oleh orang tuanya di depan suaminya, Batara. Batara? Dia tidak apa-apa. Dia tidak menyalahkan istrinya. Tapi, dia juga tidak melarang ayah dan ibu mertuanya untuk menasehati putrinya. Dia memercayai prinsip bahwa orang tua akan memarahi anaknya jika salah dan orang tua akan selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

"Bunda kecewa sama kamu! Kamu buat malu Bunda sama Ayah!" Bunda Yanti terlihat marah saat mendengar kabar bahwa putrinya bermasalah.

Melati, gadis itu hanya bisa menunduk dan menangis. Batara? Sebenarnya dia tidak tega melihat istrinya menangis seperti itu. Tapi, dia menunggu waktu sampai mertuanya selesai menasehati putrinya.

"Iya, Bun. Melmel salah. Melmel nggak akan ulangi lagi," ucap gadis itu dengan suara hampir tidak terdengar. Bundanya Yanti menghela nafasnya.

"Mela, Ayah sama Bunda nggak akan marah kalau kamu nggak kayak gini. Bunda sama Ayah sayang sama kamu. Ayah sama Bunda nggak mau anak-anak kami bertindak seperti ini. Karena apa? Bunda sama Ayah nggak pernah ngajarin kalian bertindak yang aneh-aneh," terang Darwin ayahnya.

Y"ah, jangan marahi Mela. Ini salah Batara. Batara yang kurang menjaga istri Batara," bujuk Batara.

"Nak, jangan salahkan dirimu. Kami hanya malu, nak. Mela bertindak seperti ini. Itu pasti membuatmu malu, ya?" tanya Darwin ayahnya.

"Batara nggak pernah malu, Yah. Mela istri Batara. Batara yang sekarang bertanggung jawab atas Mela. Masalah ini, biar Batara yang bertanggung jawab," jelas Batara dengan tegas. Mendengar itu, kedua orang tua itu merasa beban yang ada di pundaknya terangkat.

Jujur, mendengar itu hati gadis itu semakin sakit seperti tersayat. Dia melakukan kesalahan besar. Rasa bersalahnya semakin bertambah pada orang tuanya dan juga suaminya. Menangis dalam diam memang pas untuk saat-saat seperti ini. Meski rasanya seperti sakit untuk menahannya, ingin rasanya ia berteriak saja.

Flash back on

Siang itu, sepulang ujian Melati dan kedua sahabatnya berencana ingin makan di warung es dawet Mak Safira. Meski gadis itu merasa sedih karena suaminya sudah kembali ke Yogya. Dan lagi-lagi yang membuatnya sedih dia tidak bisa mengantarkan sampai ke bandara.

"Jadi kita langsung aja nih, Mel? Nggak nungguin Lo dulu?" tanya Riska.

"Iya, nanti aku nyusul. Kalian langsung pesan punyaku aja ya?" jawab Melati yang memasukkan bukunya ke dalam tasnya.

"Ya udah. Cepat ya?" kata Nissa.

Nissa dan Riska pergi duluan ke warung Mak Safira. Melati? Dia ingin memulangkan buku paket yang ketinggalan kemarin di rumahnya.

Setelah, urusannya selesai di perpustakaan, gadis itu keluar dengan semangat. Karena membayangkan akan memakan dan minum es dawet di warung Mak Safira. Dia men cek handphonenya.

Nissa Pacar Kai EXO

Kita udah pesan. Buruan!

Gadis itu membalasnya dengan cepat sambil berjalan keluar gerbang. Gadis itu masih saja serius dengan handphone-nya. Dan selanjutnya,

"Jadi, ini yang namanya orang tercantik itu??" sindir salah satu anak yang berbaju sekolah berbeda dengan Melati. Gadis itu menyerngit tidak mengerti. Ada tiga orang yang menghalangi jalannya. Dua perempuan dan satu laki-laki. Pakaiannya seperti bukan anak sekolahan. Lebih tepatnya, seperti berandalan.

Pelukan Saat Senja [END]Where stories live. Discover now