🎶 Senyorita - Shawn Mendes ft Camila Cabello
***
Batara dan Melati sedang di jalan untuk pulang. Melati diam sejak tadi. Jujur, Batara lebih menyukai istrinya itu ribut dan mengoceh seharian daripada harus diam seperti ini.
"Sudah makan?" tanya Batara memulai pembicaraan.
"Hah? Aku masih kenyang."
"Oh, iya Ai. Aku mau bilang sesuatu."
"Bilang apa?"
Melati menunduk lalu mulai bicara. "Tadi, ada orang yang minta nomor aku."
"Nomor?"
"Iya."
"Laki-laki atau perempuan?"
"Laki-laki."
"Kamu kasih?"
Melati mengangguk dengan polosnya.
"Kamu kenal?" Melati menggeleng.
"Kamu bodoh atau apa sih Mel?" tanya Batara menghentikan mobilnya lalu memarkirkan di samping jalan yang sepi.
"Ke, kenapa kamu marah?"
Batara memejamkan matanya.
"Kamu kasih nomor kamu sama orang yang nggak kamu kenal," kata Batara penuh penekanan.
"Aku. Aku..."
Batara memukul setirnya, lalu kembali menjalankan mobilnya. Melati terkejut dan mengedipkan matanya beberapa kali.
"Kenapa sih, Ai?" Batara diam dan tetap fokus pada jalanan.
"Kamu... Cemburu?"
"Suami mana yang nggak marah lihat istrinya kasih nomornya cuma-cuma sama laki-laki lain?"
Melati tersenyum melihat ke arah Batara. Batara bingung dengan istrinya.
"Suami kamu lagi serius."
"Kamu cemburu kan, Ai?" tanya Melati mencolek lengan suaminya.
Batara menghela nafasnya, lalu memikirkan apa yang dikatakan istrinya. Apa aku cemburu?
"Aisss... Nggak!" jawabnya mengelak. Melati mengangguk-anggukan kepalanya. Padahal sudah sangat jelas bahwa Batara suaminya.
"Maaf, Ai. Aku cuman bercanda tadi. Cuman mau tahu aja. Kamu marah atau nggak. Ternyata kamu marah."
Batara sungguh tidak percaya bahwa istrinya mempermainkannya. Dan sayangnya istrinya berhasil. Melati istrinya tertawa melihat ekspresi suaminya yang sangat lucu saat marah.
"Ai... Kamu pikir aku itu cewek apaan? Ya kali aku ngasih nomor sembarangan sama cowok lain. Cinta aku itu cuman sama kamu," terang Melati dengan senyum di bibirnya.
Batara menghangat mendengarnya.
Batara dan Melati sudah sampai di kontrakan Batara. Ya, satu minggu yang lalu, Batara memilih pindah ke kontrakan. Supaya lebih dekat ke kampus dan restoran.
"Ai..."
"Hm?"
"Kamu tinggal di sini sendiri?"
"Nggak."
"Terus?"
"Berdua sama kamu."
"Kamu gombal aku?"
"Itu fakta. Sekarang kita emang berdua kan?"
Melati tersenyum. "Oh iya, kita berdua. Bisa peluk kamu bebas dimana pun dan kapan pun, aaa..." Melati merenggangkan tangannya.
YOU ARE READING
Pelukan Saat Senja [END]
Teen Fiction𝘞𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 ❗ 🚫𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘜𝘞𝘜 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶𝘵, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘤𝘢!🚫 🚫𝐒𝐒𝐄𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐃𝐈𝐏𝐑𝐈𝐕𝐀𝐓, 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀...