Chapter 59 - Wǒ ài nǐ!

15.2K 878 125
                                    

🎶 Go Away Go Away - Chanyeol feat Punch

*****

"Kamu cinta sama aku?" kata Melati dengan nada kecil. Batara mendongak dan melihat mata Melati yang sedang menatapnya. Berharap pria itu mengatakan iya.
"Bilang Ai! Kamu cinta sama aku atau nggak?" Mata gadis itu berkaca-kaca. Batara mengelus lembut pipi gadis itu yang sudah dilewati oleh air matanya. Mata Batara benar-benar sayu. Dia menghela nafasnya berat.

"Aku..."

"Batara?!!" Perkataan Batara terpotong. Melati dan Batara menoleh ke asal suara. "Mama?" kata Melati sambil menghapus air matanya. Tidak mau ibu mertuanya itu berpikiran yang aneh-aneh tentang mereka. Melati berdiri dan menyambut hangat mertuanya.

"Mama kapan datang? Kok nggak bilang-bilang?" tanya Melati mengalihkan perhatian. Sepertinya ibu mertuanya sudah tahu masalah mereka.

"Sayang? Kamu habis nangis ya?" ucap Lena mengelus sayang rambut Melati. "Nggak kok Mah, Melati nggak papa, Febby mana?" jawab Melati berbohong. Ibu mertuanya itu sedih dan merasa bersalah melihat menantunya yang sangat pandai berbohong. Padahal Lena tahu apa masalah mereka.

"Sayang, Mama mau bicara sama Batara sebentar," kata Lena menghampiri Batara yang juga menatapnya. Kali ini Batara sudah benar-benar siap akan marahnya Lena.

"Batara!! Mama kecewa sama kamu, Mama nggak suka kamu itu, papa kamu aja nggak pernah kayak gitu. Masa kamu kayak gitu? Emang kamu nggak kasihan sama istri kamu? Iya? Mama kecewa sama kamu!" bentak Lena. Winata yang melihatnya langsung menghampiri  dan menenangkan Lena. "Sudah, Mah. Kan, bisa diomongin baik-baik, Batara lagi sakit kasihan dia," bujuk Winata.

"Tapi Pah, Batara udah buat mantu kita nangis, apalagi minta cerai, berarti anak kita buat kesalahan yang sudah buat Melati sakit hati," terang Lena.

"Mah, Batara sama Melati baik-baik aja kok Mah, jadi jangan marah sama Batara lagi ya," bujuk Melati memeluk Lena. Lena menangis lalu memeluk Melati. Secinta itu kamu nak sama Batara, udah jelas-jelas kamu tersakiti tapi masih sempat belain suami kamu, batin Lena. Dia benar-benar menyayangi Melati.

"Maaf Mah, Batara salah." Batara menunduk dengan lemah.

"Minta maafnya sama istri kamu!" jawab Lena.

Lena dan Winata datang dari Jakarta ke Bandung karena mendengar permasalahan yang menimpa keluarga putranya. Sekaligus ikut dalam persiapan pernikahan Malik besok. Ya, Malik dan Lusi akan menikah besok. Semua orang terlihat sibuk ditengah masalah pasangan suami istri itu.

"Mah udah mah," bujuk Melati. Dia benar-benar tidak tega melihat suaminya yang dimarahi dalam kondisi tidak sehat itu.

Batara semakin merasa bersalah kepada Melati. Gadis bodoh! batin Batara. Dia kesal karena selalu kalah dengan egonya.

"Mama mau Melati buatin apa? Ayo kita minum dulu Mama pasti capek dijalan seharian kan?" ajak Melati menggiring Lena keluar dari sana. Tinggallah Winata dan juga Batara.

"Batara papa tahu kamu gimana, istri kamu butuh kepastian, wajar istri kamu marah dan nggak percaya sama kamu, ingat Batara perempuan itu makhluk yang rapuh. Kata-kata cinta juga perlu Batara," nasehat Winata.

"Pah, Papah tahu Batara gimana kan? Batara nggak suka yang kayak gitu, Batara merasa aneh, apa Batara harus bilang cinta ya, Pah? Apa perlakuan Batara tidak menunjukkan cinta sama sekali pada istri Batara?" tanya Batara lemah.

Pelukan Saat Senja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang