Chapter 12 - Keputusan

20.4K 1.7K 24
                                    

🎶 Supermarket - Ed Sheeran

***

Pagi ini seluruh sekolah di Bandung, sudah mulai masuk. Termasuk Melati, gadis itu sudah di sekolah sejak lima menit yang lalu. Tapi ada yang berbeda dengan dirinya hari ini. Dia seperti malas untuk melakukan apa pun.

"Hai sayang. Gimana di Surabaya? Seru nggak?" tanya Nissa yang berlari dari luar kelas menuju kursi Melati.

Melati tersenyum menanggapi, " seru kok," jawabnya . "Lo kenapa Mel? Kayaknya lo beda deh," ucap Riska .

"Hah? Nggak papa kok. Cuman lagi malas aja. " Melati memang lagi sedih. Dia malas melakukan apa pun saat ini.

"Ya udah, Bu Intan udah masuk." Bu Intan wali kelas mereka yang masuk pertama saat pelajaran baru.

"Oke anak-anak, berhubung karena kita masih baru masuk. Hari ini kita hanya pemilihan Perangkat kelas yang baru," jelas Bu Intan.

"Harus ya Bu?" ucap salah satu siswa di kelas itu.

Sedari tadi, gadis itu tidak mendengar apa yang dikatakan guru di depan. Dia masih terbayang kejadian tadi malam. Gadis itu menghela nafasnya berat. Kenapa sih harus aku? ucapnya melipat tangannya di atas meja.

Flash back on

Melati tidak sabar membuka hadiah yang diberikan oleh Febby. Setelah mobil mereka berangkat, dia sibuk dengan handphonnya. Dia baru mendapat balasan dari Batara.

Jangan aneh-aneh.

Baru beberapa menit yang lalu kamu berangkat

Fokus aja, nanti kamu pusing.

Ya, pesan dari Batara berhasil membuatnya senyum-senyum. Dia perlahan membuka hadiah dari Febby. 

"Isinya apa ya?" ucapnya pelan.

"Hah? Ternyata ini. Ya ampun malu banget," Melati senyum-senyum melihat hadiah itu. Bagaimana tidak? Hadiahnya adalah foto Batara dan Melati. Saat Melati tidur di pundak Batara, dan Batara menatapnya dengan tatapan cinta. Lalu, foto Batara mengangkat Melati dari mobil. Dan terakhir foto Batara menyelimuti nya.

"Ya ampun Ai, kamu sweet banget deh," ucapnya memandangi foto itu dengan cinta dan memuja. Lalu ada kertas kecil di sana. Dia membuka, ternyata surat sari Febby.

Kakak mau pulang ya? Yah, aku nggak punya kawan lagi dong.
Tapi nggak papa deh. Oh ya Kak, hadiah ini kakak pajang aja di kamar. Terus kalau kakak mau tidur lihat aja dulu fotonya.  Aku jamin deh, nanti kakak mimpi indah. Ughh.. Kakak ipar aku cantik deh.
Awas kalau kakak punya pacar lain. Nanti aku bakal marah. Kakak harus jadi sama kak Batara. Aku jamin itu. Udah ya kak. Ingat! Kakak harus jadi kakak ipar aku. Titik nggak pake koma.

Salam cinta, Febby yang cantik ;*

Melati menghangat membacanya. Febby, kamu ada-ada aja deh. Mana mungkin lah Batara jadi suami aku. Astaga, aku halu. Kayaknya berdoa sama Tuhan bisa deh ya. Aku udah berdoa selama beberapa tahun terakhir ini, batin gadis itu tersenyum tapi sedikit miris saat tahu jika Batara tidak merasakan hal yang sama kepadanya.

Pelukan Saat Senja [END]Where stories live. Discover now