Chapter 28 - Hari Baik

14.1K 963 23
                                    

🎶 Beautiful Goodbye – Kim Jong Dae

***

Sudah empat hari Batara menetap di Bandung. Setelah masalah yang menimpa istrinya kemarin, dia sedikit over protective kepada istrinya. Kemarin saat mengantar istrinya, pria itu bahkan mengantar sampai ke gerbang sekolahnya. Padahal istrinya sudah melarangnya.

"Ai, aku turun di sini aja," kata Melati menepuk pundak Batara. Tapi, Batara menghiraukannya. Dia tetap melajukan mobilnya sampai ke depan gerbang.

"Ih, Ai?" Gadis itu kesal dengan Batara.

"Kaki kamu masih sakit, jangan ngeyel!"

"Ya udah. Aku masuk ya, Ai?" Gadis itu mencium pipi suaminya dengan lembut.

"Tapi, Ai? Kalau mereka nanya aku diantar sama siapa? Aku jawab apa?"

"Bilangin, sepupu kamu."

"Oh, iya-iya. Dah, Ai."

Gadis itu turun dari mobil dengan kaki pincang. Batara meringis melihat keadaan istrinya yang belum pulih.

Ya, Batara melakukan hal itu sampai Melati selesai dengan masa ujiannya. Kemarin adalah masa terakhir ujian gadis itu. Mereka sudah bisa libur, tapi masih harus ke sekolah jika guru memberikan pengumuman.

Pagi ini, Batara membantu istrinya menyetrika pakaian mereka. Meski Batara hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa. Tapi, dia senang memandangi wajah istrinya. Sesekali dia menganggu istrinya saat menyetrika. Dia menarik pelan rambut istrinya. Gadis itu kesal dan memukul Batara dengan pakaian yang ada di tangannya.

"Ai, udah dong! Kapan siapnya ini?" Melati merengek kesal melihat Batara yang terus menganggunya. Batara memperbaiki posisi duduknya. Melati? Dia melanjutkan pekerjaannya. Batara melihat istrinya yang sedikit kewalahan karena rambutnya yang panjang.

Batara berdiri dan mengambil sesuatu dari meja rias. Dia mendekat dan, "Ai? Apa yang kamu lakuin" Gadis itu terkejut. "Bukan aku yang ganggu kamu," jelas Batara sambil melanjutkan pekerjaannya.

"Terus?" Melati sedikit ambigu mendengar perkataan Batara.

"Tapi, rambut kamu." Batara akhirnya selesai. Ya, dia menggulung rambut gadis itu ke atas. Meski acak-acakan tapi lumayan. Melati tersenyum mendapat perlakuan seperti itu dari Batara.

Batara mengambil handphonenya dan sibuk dengan benda pipihnya itu. Melati melanjutkan pekerjaannya. Lima belas menit kemudian, pekerjaan itu selesai. Melihat itu, Batara membantu istrinya menyimpan baju-baju yang sudah rapi.

"Ah, akhirnya siap," ucap gadis itu merebahkan tubuhnya di ranjang miliknya. Keadaannya sudah membaik. Tinggal sedikit kebiru-biruan di paha dan kakinya.

"Capek?" Melati mengangguk.

"Mandi!" perintah Batara.

"Kok mandi? Bukannya kamu mau mijitin aku?"

"Nggak. Mandi lebih bagus," jelas Batara sambil duduk di meja belajar gadis itu.

"Yah... Kamu nggak romantis banget deh. Ck!" Gadis itu bangun, lalu meraih handuknya. Dia mandi sebentar. Pria itu tersenyum tipis lalu melanjutkan pekerjaannya. Restoran yang ada di Yogya sedikit bermasalah. Tapi, tak apa. Hanya sedikit evaluasi akhir bulan.

Batara mendengar ada yang sedikit ribut di luar. Seperti ada orang yang datang. Batara memicingkan matanya melihat dari jendela kamar. Batara tersenyum tipis.

"Ai? Ngapain?" tanya Melati yang sudah siap dengan mandinya.

"Nggak. Sudah?" Melati mengangguk mengiyakan.

Pelukan Saat Senja [END]Where stories live. Discover now