Prolog

68K 2.3K 28
                                    

Mau adalah kata sederhana dari mampu

***

Ciko membuka matanya ketika matahari mulai masuk ke dalam ruangannya. Ketika hendak bangun, tiba tiba tarikan dari tangan seseorang yang berada di perutnya membuat Ciko tak bisa bangun dari tidurnya.

Benar saja, seorang pria yang saat ini sedang tertidur lelap di sampingnya dengan tangan yang memeluk pinggang nya.

Merasa tak nyaman, akhirnya Ciko menjauhkan tangan pria itu pada pinggang nya karena Ciko merasa tak nyaman dan juga aneh.

"Ck, Kak Gibran awas, aku mau bangun" Ucap Ciko mencoba melepas tangan pria yang bernama Gibran yang tangan nya berada di perutnya. Seperti sengaja di tahan, Ciko tak bisa melepas tangan Gibran dari atas perutnya karena seperti nya Gibran menahan tangannya.

Karena merasa kesal, akhirnya Ciko menendang perut Gibran hingga membuat Gibran mengaduh kesakitan dan membuka matanya. 

"Jahat banget sih lo, muka doang ayu kelakuannya asu!" Kesal Gibran dengan tangannya yang mengusap perutnya yang terasa nyeri karena di tendang oleh Ciko.

Meskipun Ciko berbadan mungil, tapi tenaganya itu seperti singa jantan.

"Lagian salah Kakak, kenapa tidur di kasur aku"

Gibran berdehem, duduk dari tidurnya kemudian berakta "Lo kan tahu tidur gue gak bisa diem, makanya gue ada di kasur lo" Seru Gibran membela dirinya itu.

Ciko mencebik kesal "Kasur Kakak jaraknya 1 meter dari kasur aku, terus kalo tidur Kakak gak bisa diem gimana caranya Kakak sampe ke kasur akue? Nyungsep dulu ke lantai gitu?"

Gibran tersenyum layaknya tak merasa bersalah sama sekali, tangan nya mengacak rambut Ciko yang berantakan dan menjadi makin berantakan karena di acak oleh Gibran.

"Jangan marah dong, kasur gue gak ada guling nya soalnya"

"Di aku juga gak ada gulingnya!"

"Bener-bener kayak debat sama cewek gue"  Batin gibran .

"Yaudah, gue mau mandi duluan ya"

Gibran langsung menancap gas terlebih dahulu sebelum Ciko mengamuk karena Gibran yang mengambil kamar mandi dahulu. Gibran tak akan merasa puas jika satu hari saja tak bersikap jahil dengan Ciko.

"Gibran babi" Umpat Ciko kesal, tangannya sibuk merapihkan kasur nya dan kasur Gibran yang juga berantakan.

Setelah merapihkan kasur nya dan kasur milik Gibran, Ciko berjalan menuju lemari pakaian milik nya dan Gibran. Karena mereka satu room di asrama itu dan setiap room-nya hanya memiliki satu lemari, akhirnya mau tak mau Ciko dan Gibran berbagi lemari pakaian.

Ciko mengambil seragamnya dan seragam milik Gibran. Setelah mengambilnya, Ciko langsung berjalan menuju kasur nya untuk menaruh seragam miliknya, kemudian berjalan menuju kasur Gibran untuk menaruh seragam milik Gibran.

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu membuat Ciko tersadar dan langsung menuju ke arah pintu. Ciko sudah tahu siapa yang akan mengetuk pintu pagi-pagi kalau bukan teman Gibran.

CEKLEK

Ciko membuka pintu tersebut dan terpampanglah wajah sumringah yang terlihat mengesalkan di mata Ciko itu, dia adalah Dino, sahabat seper gengannya Gibran.

"Gue gak di ajak masuk gitu?" Tanya Dino.

Ciko mengangkat sebelah alisnya "Biasanya juga langsung dobrak pintu terus masuk" Sindir Ciko membuat Dino tersenyum tanpa dosa.

Berbuat sopan sekali dalam hidup Dino tidak akan membuat kadar ketampanan Dino menghilang kok, makanya Dino mau sopan sekali saja dengan Ciko, ingat sekali saja.

"Yaudah gue masuk yah" Kalian tahu, Dino mengucapkan itu sambil berjalan nyelonong masuk saja.

CEKLEK

Pintu kamar mandi terbuka dan terpampanglah Gibran yang tengah menggunakan handuk untuk menutupi bawahannya, atasannya Gibran tak memakai apa-apa.

"Seragam gue udah di siapin?" Tanya Gibran dengan tangan yang memegang handuk kecil, berjalan menuju ke arah Ciko dan memberikan handuk kecil itu pada Ciko bermaksud untuk mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil itu.

Ciko yang mengerti pun akhirnya berjalan menuju ranjang tidur miliknya, menaiki ranjang itu dan mengusap rambut Gibran dengan handuk kecil itu. Maklum saja, Ciko tak sampai untuk mengusap rambut basah milik Gibran, maka dari itu Ciko naik ke atas ranjang tempat tidur miliknya.

"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama istri nya"

Ciko yang mendengar ucapan Dino itu membulatkan matanya kesal, melemparkan handuk kecil milik Gibran ke arah Dino. Fyi, Ciko sudah mengeringkan rambut Gibran kok, makanya handuk nya leluasa untuk di lempar kemana saja.

"Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua lo itu! Dan inget, Aku itu cowok"

***

vote dan coment guys.

Wah ini pertama kali nya aku nulis cerita bxb, jadi pengalaman banget buat aku.

Roomate [End]Where stories live. Discover now