10. Uwu

21.7K 1.3K 14
                                    

Jika hubungan ini saja sudah salah, lalu untuk apa di lanjutkan kembali, lebih baik berpisah bukan?

***

Hari ini adalah hari libur. Minggu pagi lebih baik diisi dengan kegiatan joging, sama seperti yang Ciko lakukan saat ini. Berlari mengelilingi taman kota tak membuat Ciko lelah sama sekali, justru hal itu membuat Ciko semakin bersemangat untuk berlari kembali. Ciko sadar jika dengan dia berlari seperti ini, dia dapat melupakan semua kejadian itu.

Karena sudah terlalu lama berlari, Ciko akhirnya mengakhiri joging nya itu. Sebelum itu, Ciko membeli minum terlebih dahulu.

"Beli apa neng?" Tanya si Ibu penjaga warung dekat taman kota.

Ciko terdiam, lagi-lagi disangka perempuan. Karena Ciko sedang lelah, akhirnya Ciko memutuskan untuk langsung memesan, Ciko malas untuk berbicara terlalu banyak.

"Aqua nya 1 Bu" Ucap Ciko disertai dengan senyuman.

"Senyum nya manis banget sih neng, mau gak Ibu jodoh sama anak Ibu?" Tanya si Ibu, tangan si Ibu sibuk mengambil pesanan Ciko.

Ciko tersenyum paksa, dalam hati berteriak ingin mengatakan jika Ciko adalah pria.

Ciko selalu bingung dengan semua orang. Setiap orang yang pertama kali melihatnya pasti selalu menyangka jika dia adalah perempuan. Bukankah Ciko terlalu gagah untuk disebut sebagai perempuan?

Wajah tampan dan suara yang tidak terlalu mendayu, bukankah itu sudah terlihat sebagai pria sejati?

Lalu kenapa Ciko selalu disangka ajak perempuan?

"Berapa, Bu?" Tanya Ciko sambil mengambil botol minum yang diberikan Ibu penjaga warung itu.

Ibu itu tersenyum, kemudian menjawab "Ibu jual ke orang-orang 4 ribu, tau buat neng Ibu turunin harga nya jadi 3 ribu 5 ratus aja" Ucap Ibu itu.

Ciko mendelik, dikurangin harga nya kok cuma 500 perak aja. Tidak cocok untuk dijadikan Ibu mertua. Ibu mertua kayak gini udah kelihatan pelitnya.

Ciko mengerikan uang nya, namun karena uang Ciko tidak ada yang receh, akhirnya Ciko mengerikan 2 lembar uang 2 ribuan. "Nih Bu" Ciko memberikan uang nya ke di Ibu tersebut.

"Yahh, gak ada kembaliannya, neng"

"Yaudah kembaliannya buat Ibu aja" Ucap Ciko langsung pergi meninggalkan warung tersebut.

"Udah cantik, baik lagi" Puji Ibu warung itu ketika Ciko sudah pergi jauh meninggalkan warung nya.

***

Ciko akhirnya sampai di ruang asrama nya. Asrama kali ini sangat seru, kemana perginya Gibran? Ciko masih ingat ketika dia pergi joging, Gibran masih tidur di kasurnya.

Tapi Ciko tersadar dan mendengar suara gemercik air di kamar mandi. Gibran pasti sedang mandi, tidak mungkin Gibran sedang bermain bulu tangkis di kamar mandi kan?

Ciko mengganti pakaiannya. Pakaian sebelumnya sudah basah oleh keringat, karena Ciko orang yang bersih maka dari itu Ciko cepat-cepat mengganti baju nya. Takut gatal-fatal dan bau badan.

CEKLEK

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Gibran yang memakai handuk untuk menutupi area privat nya saja. Seperti biasanya.

Namun kali ini, Ciko seperti merasa malu melihat penampilan Gibran yang seperti itu. Mata Ciko di alihkan dengan menatap apapun asal tidak menatap ke arah objek yang terlihat sangat sexy.

"Abis dari mana?" Tanya Gibran dengan nada dan raut wajah yang dapat.

Ciko menengguk ludahnya kasar, mengapa Ciko jadi setakut ini? Tapi jangan salahkan Ciko, aura Gibran saja yang terasa menyeramkan, apalagi tato yang ada ditubuh Gibran menambah kesan menyeramkan.

Roomate [End]Where stories live. Discover now