22. Usaha

16.6K 1.2K 13
                                    

Jika menjadi payungmu saat hujan cukup membuatku senang, kini hujan telah berlalu maka temuilah pelangimu

***

Ucapan Gibran tak pernah main-main, karena salah satu harga diri laki-laki ada pada ucapannya. Jika kamu berkata A, maka jangan berubah untuk ke B, karena itu sebuah komitmen yang harus kamu pertanggung jawabkan.

Seperti hal nya Gibran. Jika dia berkata A, maka Gibran benar-benar akan melakukannya.

Contohnya bagaimana?

Seperti saat ini, Gibran sudah berada di depan rumah seseorang. Gibran sudah tidak sabar melihat Ciko, mengapa anak itu tidak mau tidur di asrama? Itu yang dipikirkan Gibran sedari tadi.

Sedangkan di dalam rumah yang Gibran datangi, ada Vio yang meringis dan berjalan mondar mandir karena merasa resah dan khawatir.

Matanya selalu melihat ke arah Ciko yang sedang tertidur dengan tenang. Vio meringis, sekarang Ciko terlihat tidur dengan tenang dan bagaimana jika ngamuk ketika tahu Vio memberitahu keberadaan Ciko saat ini pada Gibran?

Tidak tidak, ini bukan kesalahan Vio kan? Salahkan perintah Gibran yang tidak bisa di tolak, Vio takut untuk menolaknya.

Vio bersyukur jika kedua orang tuanya saat ini pergi dinas, maka dari itu tadi Vio senang sekali ketika tahu jika Ciko mau menginap di rumahnya, Vio jadi tidak sendiri.

Tapi sekarang? Lihatlah, karena keisengan Vio malah membuat Vio dilanda perasaan campur aduk.

Suara bel dari pintu rumahnya membuat Vio membulatkan matanya. Heii, apa itu Gibran? Mengapa cepat sekali datangnya? Tidak sesuai perkiraan Vio.

Iyalah, apa sih yang nggak buat Ciko. Hujan badai angin topan Gibran lalui.

Vio buru buru langsung keluar kamar nya dan menuju pintu utama. Vio dilanda bimbang, ragu untuk membuka pintu tersebut

Dengan keyakinan yang 100% sudah terkumpul, Vio akhirnya membuka pintu tersebut.

Nafas Vio seakan berhenti, yang di depannya sepertinya bukan Gibran, tapi seorang malaikat tampan yang dikirimkan tuhan ke rumahnya. Vio cukup terdiam lama, orang yang baru melihatnya pun akan melakukan hal seperti Vio juga.

"Dimana Ciko?" Tanya Gibran.

Oh dengarlah, suara Gibran yang terdengar begitu lakik sekali membuat siapapun yang mendengar nya tidak akan bisa menolak setiap permintaan dari pria itu.

"Di di dalam" jawab Vio dengan agak gugup, masih tak percaya jika orang yang sering dibicarakan di sekolahnya datang ke rumahnya.

Sebelumnya Vio hanya mendengar kabar burung saja tentang Gibran. Banyak siswi siswi di sekolahnya yang berkata jika Gibran adalah titisan malaikat karena wajahnya yang tampan namun juga di satu sisi Gibran seperti titisan iblis yang memiliki aura mencekam dan dingin.

Sekarang Vio tau apa maksudnya. Berada di dekat Gibran membuat Vio panas dingin rasanya.

"A a-ayo masuk" ajak Vio lalu berjalan menuju ke kamarnya.

Persetan orang tuanya akan tau jika Vio membawa orang lain ke dalam rumah apalagi kamarnya, ini soal hidup dan mati saat ini.

Vio membuka kamar tidurnya, dan terpampanglah Ciko yang saat ini tengah tidur sambil memeluk boneka beruang besar milik Vio.

Roomate [End]Where stories live. Discover now