18. Bulol

18.9K 1.3K 24
                                    

Sebelum baca, jangan lupa di vote dulu ya ❤️

***
Ceritanya singkat namun melekat, bukan takdir namun hanya sekedar hadir.

***

"GIBRAN FOKUS" Teman teman Gibran tak henti hentinya menyadarkan Gibran. Sedari tadi mereka melihat permainan Gibran yang tidak fokus, bahkan terlihat berantakan dan kasar, itu seperti bukan Gibran sekali.

Kelas 11 IPA 3 bahkan tertinggal poin sangat jauh, itu diluar prediksi mereka. Teman teman Gibran bingung mengapa Gibran seperti itu, tapi Dino sadar mengapa Gibran seperti itu.

Dino tau betul seperti apa Gibran. Sekarang Dino bingung. Lebih baik menghentikan diri dan diganti oleh pemain lain lalu Dino mencari Ciko, atau Dino tetap melanjutkan permainan.

Teriakan dari para penonton tak membuat Gibran semakin semangat, justru itu malah membuat Gibran ingin berteriak dan berkata 'berisik anjing'.

Hingga orang yang diharapkan Dino akhirnya datang. Ciko datang dengan temannya Lily. Meskipun Dino sibuk main, namun Dino juga fokus ke arah Ciko. "Ada Ciko" bisik Dino tepat di telinga Gibran. Gibran yang diberitahu seperti itu langsung mencari keberadaan Ciko. Disana, Ciko berlari cepat menuju tribun ujung.

Gibran tersenyum ketika melihat Ciko, ditambah kacamata yang menghias wajah Ciko, pria mungil itu jadi tambah menggemaskan bagi Gibran.

Entah kenapa, stamina Gibran menjadi full. Kini Gibran kembali ke mode seriusnya. Ini bukan Gibran lagi, tapi kapten Gibran.

Dengan cepat juga Gibran dan teman teman menyusul poin lawan. Teman teman Gibran bahkan bernafas lega ketika Gibran kembali ke mode kapten Gibran. Ternyata yang membuat resah Gibran adalah Ciko.

Waktu selesai, kini para pemain istirahat terlebih dahulu. Gibran tanpa babibu langsung menghampiri Ciko dan memeluk pria mungil itu. Menciumi leher Ciko yang menambah stamina Gibran karena mencium harum tubuh Ciko.

"Kak, leapshh" Pinta Ciko sambil menggoyangkan kepalanya agar Gibran melepaskan pelukan tersebut. Bukannya makin longgar, justru Ciko semakin dipeluk erat.

"Kak, aku udah di tunggu sama temen temen" Ucap Ciko membuat Gibran melepas pelukan tersebut, kemudian menatap tajam ke arah Farhan membuat Farhan yang di tatap seperti itu gugup dan takut.

"Lo masih ada urusan kan?" Tanya Gibran sambil menekan nada di setiap kata.

Farhan yang tau jika itu adalah kode, maka Farhan mengangguk cepat "Iya, gue tadi di panggil walas kita. Nanti abis turnamen basket baru gue suruh yang lain ngumpul" Ucap Farhan dengan nada agak gugup, semoga saja Ciko percaya, pikir Farhan.

"Yahh kenapa kamu gak bilang?" Tanya Ciko dengan nada agak kecewa.

"Gue lupa tadi, iya gue lupa. Sekarang gue mau nyamperin walas gue dulu,nanti gue kabarin kalo udah selesai" Farhan langsung pergi meninggalkan Ciko dan juga Gibran.

Lily melihat kejadian itu menatap keduanya. Jujur jiwa fujoshi Lily keluar, rasanya mau teriak.

"Yaudah, Ly ayo kita beli makanan, Ciko laper" Ajak Ciko pada Lily.

Mendengar ajakan Ciko pada Lily, Gibran lantas menahan bahu Ciko "Lo disini, nonton gue main basket. Nanti gue bakal suruh orang buat beliin lo sama temen Lo makanan" ucapan Gibran bukan hanya ucapan belaka, tapi memang benar Gibran menyuruh orang untuk membelikan Ciko dan Lily makanan.

Roomate [End]Where stories live. Discover now