37. Gila Semua

10.8K 929 17
                                    

Yang selalu hadir akan kalah dengan pilihan takdir

***

"Teman teman, kemarin kita telah kehilangan teman, sahabat, serta keluarga kita, Dyra Anggun Grihanda. Mari kita berdoa agar Anggun tenang disana, di tempatkan yang terbaik. Berdoa menurut kepercayaan agama masing-masing. Berdoa, dimulai"

Kelas menjadi sunyi, semua murid menundukkan kepalanya berdoa untuk Anggun. Berdoa menurut kepercayaan agama mereka masing-masing.

"Berdoa, selesai"

Semuanya kembali mengangkat kepala ketika instruksi doa selesai. Guru yang tadi berdiri di depan kelas kemudian duduk di meja guru.

"Buka buku fisika kalian dan buka halaman 79"

***

Di kamar asrama Gibran saat ini sudah ramai. Maksudnya ramai sahabat sahabat Gibran yang tidak lain dan tidak bukan adalah Dino, kevin, Jonathan, dan Chris.

Mereka berlima memang sudah ijin untuk tidak masuk sekolah dengan alasan masih merasa sedih karena kehilangan Anggun, pihak sekolah pun tahu jika Anggun masih satu kerabat dengan Gibran dan teman temannya.

Sebenarnya yang sedih itu Dino, cuma sekarang udah gak terlalu sedih karena Dino sadar sedih yang berlarut-larut juga gak baik. Toh kalau Dino sedih terus juga Anggun gak bakal hidup lagi. Emang kalau Anggun hidup lagi juga reader pada mau?

"Apaan ini?" Tanya Dino yang baru keluar dari kamar mandi tiba tiba di berikan rok sekolah oleh Jonathan.

Kevin yang sedang duduk di kasur Gibran tertawa jahat "Gak usah sok lupa Lo! Taruhan waktu itu, kalo Ciko gak betah sekamar sama-"

"Eh bentar, kan itu beda konteks anjir" sela Dino ketika tahu arahan pembicaraan Kevin kemana.

"Sama aja, Ciko gak tidur sekamar lagi kan sama Gibran? Nah karena Lo kalah, gue udah siapin rok nya" kini Jonathan ikut membuka suaranya dan melempar rok itu ke Dino dan langsung di ambil oleh Dino.

"Gila Lo, itu udah lama"

"Tenang, Lo gak sendiri pake roknya, KITA BEREMPAT JUGA BAKAL PAKE!!" Ucap Kevin dengan semangat sambil mengangkat rok yang akan di pakai Kevin juga.

"Bener bener gila Lo" Dino menggelengkan kepalanya tak habis fikir dengan keempat temannya saat ini.

Gibran gak diajak pake rok juga? Gibran aja gak tahu ada taruhan ini, lagian Gibran yang punya kamarnya aja pergi sekolah. Gak bisa hidup dia kalo gak liat Ciko sehari aja.

***

Bel istirahat kini berbunyi dan Ciko akhirnya menghembuskan nafasnya lega. Hari ini Ciko sangat tidak fokus dengan pelajaran yang diajarkan, pikirannya entah kemana berkelana.

"Lo mau ke kantin?" Tanya Lily menatap Ciko yang sedang menutup bukunya itu. "Iya kayaknya, aku mau beli minum, tadi kelupaan bawa botol minumnya" jawab Ciko sambil menatap Lily.

Lily mengangguk dan berdiri dari duduk nya "Ayo" Ciko ikut berdiri dan mereka berdua berjalan bersama menuju kantin.

Ciko berjalan bersebelahan dengan Lily berjalan menuju kantin. Hingga seseorang menjauhkan keduanya dan tiba tiba seseorang itu menyalip dan menggandeng tangan Ciko.

Roomate [End]Where stories live. Discover now