06. Tanggung Banget

26.1K 1.5K 35
                                    

Berusaha yang sebaik-baik nya, tapi berharaplah yang sewajar nya, yang terpenting bukan hasil nya, tapi keberkahan dari usaha nya.

***


dua puluh menit yang lalu, bel pulang sudah berbunyi. Namun kelas Ciko masih ramai dengan semua murid yang belum pulang. Kenapa tidak pulang? Karena setelah pengumuman akan ada acara ulang tahun sekolah, mereka sibuk untuk berdiskusi tentang pertunjukan apa yang mereka berikan nanti ketika acara malam hari itu.

"Gimana kalo kita buat drama Goblin Cave aja, si Ciko jadi pemeran utama nya!"

"Diem lo fujo! Jangan dengerin si Lily, tuh anak kebanyakan minum obat kuat jadi kayak gitu" Sinis gadis berambut blonde itu.

Lily hanya tertawa puas ketika mendengar Rose, gadis yang tadi berucap sinis pada Lily marah pada Lily. Rose dan Lily satu grup chat Raikan, jadi sebelum mereka satu kelas, kedua nya sudah saling mengenal satu sama lain. Enak gak tuh punya teman sefrekuensi.

"Emang kalian mau main drama? Gak mau nampilin yang lain gitu? Kayak band, kita bentuk band. Vocal nya gea, gitaris nya cika, drumer nya abi,-

"Gak usah di lanjutin, lu mau gedung sekolah runtuh gara-gara usulan lo tadi?!" Kesal Adit ketika mendengar usulan dari ketua kelas mereka itu.

Adit selaku bendahara kelas yang tidak pernah mengkorupsi uang kas itu sesekali merasa kesal dengan setiap usulan yang di berikan ketua kelas nya itu, usulannya itu selalu di luar nalar manusia.

"Kita tampilin qasidahan aja, supaya Lily sadar dan gak mikirin yaoi terus."

"Otak kalian gak ada yang jalan gitu? Mau 30 menit kita diskusi tapi gak ngehasilin apa-apa. Lebih baik pakai usulan gue aja, kita buat band dengan vocal nya gea-

"Sekali lagi kau cakap, ku retakkan ginjal kau" Itu Rajel, logat batak yang di keluarkan membuat sang ketua kelas menciut karena takut. Sekali tebas, tinggal nama.

"Menurut lo gimana Cik? Dari tadi lo diem saja, kali aja lo punya ide buat di usulin drama apa yang kita tampilin gitu" Tanya Rose pada Ciko yang sedari tadi diam dan memperhatikan mereka yang sedari tadi bercanda dan berdebat satu sama lain.

Ciko menggigit bibir bawahnya, kebiasaan Ciko ketika merasa gugup atau malu.

"Aku ikut aja. Tapi ada yang mau aku usulin" Cicit Ciko pelan.

"Ngomong aja, kita terima saran kalian semua kok" Ucap ketua kelas dengan senyum lebarnya.

"Tapi kita gak terima usulan lo ya babi" Sinis Adit pada sang ketua kelas. Adit masih ada dendam kesumat dengan ketua kelas edan mereka.

"Kita buat drama putri salju. Drama nya emang klasik dan udah biasa, tapi mungkin alurnya itu bisa di ubah. Kayak putri saljunya yang gak dicium sama pangeran karena pangerannya selingkuh sama cewek lain, atau pangerannya-

"Kita juga gak terima usulan lo ya, Cik. Soalnya otak lo sama kayak si babi ini."

**

Lily, gadis berusia 16 tahun yang hidup dengan sang Nenek, oang tua Li;y meninggalkan Lily di dunia ketika Lily berusia 7 tahun.

Saat ini Lily bekerja di sebuah toko kue. Lily sudah bekerja di toko kue sekitar 3 tahun yang lalu, itu karena pemilik toko merasa kasihan dengan kisah hidup Lily dan akhirnya pemilik toko itu memperkerjakan Lily.

Yang Lily ketahui tentang majikannya adalah majikannya itu sebenarnya dari kalangan berada, suaminya pemilik sebuah perusahaan. Tapi entah kenapa wanita itu malah membuka toko kue di pinggir jalan. Meskipun toko nya selalu ramai, tapi Lily akan berpikir dua kali jika menjadi wanita itu. Lily pasti akan menikmati uang suaminya, shopping terus, rebahan terus, mau apa tinggal minta.

Roomate [End]Where stories live. Discover now