31. Masa Depan

15.6K 1.4K 75
                                    

Ketika menaruh harapan kepada manusia jangan sepenuhnya, sisakan sedikit ruang untuk menyimpan rasa kecewa

***

"Nanti mau mampir ke rumah dulu gak kak?"

"Nggak" hanya itu yang keluar dari bibir Gibran untuk menjawab pertanyaan gadis yang ada di depannya.

Mereka berdua akhirnya pulang dari sekolah, Gibran mengantarkan Anggun pulang karena pada saat itu motor Dino tiba tiba saja ban motornya bocor.

Dino dan Anggun sepupuan, jadi Dino dan Anggun pasti akan selalu pergi ke sekolah bareng karena rumah mereka juga sebelahan.

Dino sampai memohon mohon karena Dino takut juga nanti kalau Anggun pulang dengan orang yang tidak di kenal dan anggun kenapa kenapa, maka Dino akan merasa sangat bersalah sekali. Ada akhirnya Gibran mau mengantar Anggun.

Kini, mereka sudah sampai di gerbang rumah Anggun. Kata Dino, Anggun saat ini hanya di temani bibi pembantunya saja, kedua orang tua Anggun pergi dinas keluar kota.

Anggun turun dari motor Gibran setelah sampai di depan gerbang rumahnya. Anggun membuka helm nya dan memberikan pada Gibran yang saat itu tidak turun sama sekali dari motornya.

"Beneran gak mau mampir, Kak?" Tanya Anggun lagi untuk kesekian kalian.

Gibran menghembuskan nafasnya kasar "Ngga" jawab Gibran kemudian hendak menghidupkan motornya kembali, namun tiba tiba suara anggun menghentikan kegiatannya. "Kita gak bisa balik kayak dulu, Kak?" Tanya Anggun tiba tiba.

Anggun pikir, saat ini adalah waktu yang tepat untuk meminta kejelasan tentang hubungan mereka berdua.

Anggun berharap jika dirinya dan Gibran dapat kembali seperti awal mereka memiliki hubungan.

Bukankah mereka sudah dekat akhir akhir ini?

Gibran mematikan mesin motor nya lalu menatap ke arah Anggun, Gibran masih memakai helm miliknya.

"Bahkan seinci pun gue gak pernah berfikir untuk balikan" jawab Gibran dengan nada datarnya.

"Kakak masih sakit hati soal aku selingkuh waktu itu? Aku waktu itu khilaf kak, itu karena Reno duluan yang ngedeketin aku" jelas Anggun.

"Apa karena Ciko? Apa karena Ciko kakak kayak gini? Pasti kakak dihasut sama dia kan?" Gibran berdecak mendengar ucapan Anggun yang tidak masuk akal, kenapa malah jadi Ciko? Bahkan di diri Ciko saja selalu mengalir aura aura positif.

"Apa ucapan Kevin gak cukup buat bikin Lo sadar?" Tanya Gibran sinis.

Anggun menggeleng tak percaya "Terus maksud kakak, kedekatan kita ini artinya apa?" Tanya Anggun dengan air mata yang sudah menggenang.

"Bahkan gue gak pernah anggap Lo ada, Lo sendiri yang datang ke gue. Selama ini gue diam karena gue capek ngeladenin tingkah kekanak-kanakan Lo. Bahkan saat Lo fitnah Ciko pun gue diam karena gue terlalu malas buat berurusan sama Lo. Nyusahin." Setelah mengucapkan itu, Gibran langsung menghidupkan mesin motornya dan langsung pergi meninggalkan Anggun yang sudah menangis sesenggukan mendengar ucapan Gibran.

***

"Ihhh ini lucuuuu" gemas Lily menunjuk hasil foto yang sudah jadi.

3 jam mereka melakukan pose foto, dan kini mereka melihat lihat hasil fotonya di kamera Reza. Ciko, Lily, dan Andrew tak henti hentinya memekik gemas melihat fotonya.

"Kirim semuanya ya, Za, awas aja kalo sampe ada yang ketinggalan" ucap Lily sambil menunjuk Reza dengan penadangan mengancam.

Reza terkekeh "Iya iya" ucap Reza sambil mengusak rambut Lily. "Ihhh Reza berantakan lagi kan....." Kesal Lily sambil merapihkan rambutnya yang berantakan karena di usak oleh Reza.

"Beginilah nasib jomblo, mengenaskan" sedih Andrew mendramatisir.

"Kalian udah ada plan habis lulus mau lanjut kemana?" Tanya Lily tiba tiba menatap ke arah tiga orang yang ada di depannya.

Andrew men PPgambil kamera yang di pegang Reza, lalu melihat hasil foto mereka tadi "Habis lulus ini gue bakal balikin ke Korea, gue lanjut kuliah disana. Makanya gue seneng banget bikin kenangan kayak gini" ucap Andrew sambil tersenyum menatap teman temannya.

"Kamu mau lanjut ke Korea? Tapi nanti pulang ke sini lagi kan?" Tanya Ciko dengan nada sedih.

Heii... Siapa yang mau kehilangan salah satu teman. Ketika lulus nanti, mereka akan memiliki urusan dan waktu mereka masing-masing.

Benar kata Lily, setiap moment memang harus selalu diabadikan, Ciko sekarang paham kenapa harus begitu, karena nanti, mereka belum tentu akan bertatap muka lagi.

Andrew menggeleng sebagai jawaban "Nyokap bokap gue udah mutusin buat menetap di Korea. Gue gak tau kapan balik kesini lagi, mungkin kesini mungkin nggak" ucap Andrew dengan lirih.

"Kita paham kok. Gue harap komunikasi kita nanti gak putus" ucap Lily sambil tersenyum dan menepuk bahu Andrew 3 kali.

"Gue juga ada niat mau lanjut di luar negeri" kini Reza ikut bersuara.

Ciko, Lily, dan Andrew kini menatap ke arah Reza. "Dimana?" Tanya Lily dengan nada bergetar sambil tersenyum. Semuanya tahu, jika Lily tersenyum bukan karena senang.

"USA. Jadi gue harus fokus belajar juga mulai sekarang" lirih Reza.

Lily tersenyum "Good luck ya, semoga semua berjalan dengan apa yang Lo mau" ucap Lily sambil menepuk pundak Reza.

"Lo sendiri mau lanjut kemana, Cik?" Tanya Andrew yang kini menatap Ciko.

"Aku belum nentuin mau lanjut kemana, tapi ngedenger plan kalian aku ngerasa senang. Sukses buat kalian nanti ya, semoga dari kita gak ada yang lupa satu sama lain. Aku bersyukur punya teman seperti kalian. Mulai sekarang, kita harus fokus untuk masa depan kita!! Kajja!!!"

Dalam pertemuan pasti ada perpisahan, itu yang Ciko pelajari dari hari ini.

Waktu itu berharga di setiap momen, jadi, jangan pernah sia siakan itu. Karena untuk mendapatkan waktu yang berharga itu nantinya akan sulit.

***

Sedangkan di tempat lain, suasana ribut tak terelakan dari ruangan yang kini sudah berantakan. Barang barang rusak karena pukulan dari pria yang saat ini sedang membogem pria yang ada di depannya.

"Gara gara Lo, gara gara Lo anggun jadi nangis! Gara gara Lo, adik gue jadi harus sakit karena ucapan orang yang dicintainya anjing! Sebenci itu Lo sama Anggun?"

Kevin yang sudah mendapatkan luka luka hasil tonjokkan Dino itu hanya bisa terkekeh "Bagus deh. Mungkin itu suatu karma yang dia dapet karena ulah dia sendiri. Jangan tutup mata Dino, apa yang dilakuin Anggun itu salah, bahkan Lo juga! Mau sampai kapan Lo terus bela dia? Sampe dia mati?"

Bugh

Pukulan kembali dilayangkan oleh Dino, membuka bibir Kevin kini mengeluarkan darah. Kevin bahkan tidak merasa sakit sama sekali, pria itu bahkan merasa belum puas membuat Dino tersulut emosi. Kevin hanya ingin Dino sadar, bahwa apa yang dia lakukan itu salah. Caranya yang salah!

"Jaga omongan Lo anjing! Harusnya Lo bantuin gue biar Anggun balikan sama Gibran, bukan malah di pihak Ciko, Lo lebih kasian sama orang lain dari pada temen dari kecil Lo?"

"Hahahahah" tawa Kevin keluar mendengar ucapan Dino "Dino, Lo itu kayak anak kecil. Lo tau arti kehilangan? Kehilangan itu gak enak! Dan itu yang di rasain sama Ciko. Lo akan paham rasanya kehilangan seseorang yang berarti, dan disaat itu terjadi, mungkin Lo bakal nangis dan lebih menyedihkan dari Ciko"

***

Plis lega banget aku pas udh di part ini😭😭 maaf kalo nggak sesuai ekspektasi kalian😔🙏

Roomate [End]Where stories live. Discover now