14. Pangeran Yang Di Tarik

17.4K 1.3K 7
                                    

Tidak tau apa-apa, tidak mau apa-apa, tidak punya apa-apa. Hanya tau, hanya mau, dan hanya ingin kekuatan untuk setiap pengabdian dan kesabaran di setiap cobaan.

***

"Si anjing, gue kira udah di aula" Ucap Gibran yang baru datang menghampiri Kevin, Dino, dan Chris yang sedang duduk di kantin. Meskipun kantin sudah tutup, tapi masih bisa duduk di tempat duduk kantin.

"Gue nunggu sampe kelas kita mulai aja, nanti dikabarin" Kini Kevin buka suara, mulutnya tak berhenti mengunyah makanan yang tadi dia beli. "Anjir enak banget ini, gak sia sia gue beli nunggu 5 jam" Puji Kevin mengangkat makanan yang sedang ia makan, katanya sih enak banget makanannya.

Dino menatap ke arah Kevin "Lo nunggu 5 jam kayak nunggu bansos. Banyak banget emang yang beli?" Tanya Dino penasaran.

"Gak sih, gue sambil gibah sebentar sama adek kelas" Jawab Kevin cepat.

Saat ini posisi mereka duduk di kursi panjang. Kevin duduk di depan Dino yang hanya terhalang meja, lalu Jonathan duduk di samping Kevin, dan di depan Jonathan ada Chris, lalu di samping Chris ada Gibran.

"Mabar gak?" Tanya Jonathan ada semuanya.

"Gak dulu bang, gak ada paket, hotspotin atuhh" itu suara Dino.

"Gue kapok kasih Lo hotspot. Kemarin gue kasih hotspot kuota gue abis Lo pake download bokev sama sinetron tukang bubur gak naik naik full episode" Desis Jonathan menatap Dino tajam, yang ditatap hanya cengengesan merasa tak bersalah.

Dino mengambil bakso goreng yang di bawa Gibran, menyomot sedikit saja, kalo banyak takutnya yang punya ngamuk. "Itu gue gak sengaja ke download Jo, terus tanggung kalo di stop, dikit lagi selesai soalnya. Lagian gue download nya yang 144p yang buriq kok"

"Ngotak lah anjing, itu tuh tukang bubur gak naik naik loh!"

"Peace bro" Dino mengangkat jarinya berbentuk 'peace'

"Kelas kita udah mulai cok, gas ke aula" Kini suara Kevin, semua bangun dari duduk dan berjalan menuju aula sekolah.

***

"Ada yang mau ditanyain?" Tanya Farhan pada dua orang yang saat ini sedang menatap ke arah sebuah kertas berisi tulisan tulisan. Kertas itu adalah sebuah script untuk masing masing pemeran.

Ciko menatap script itu dengan mengerutkan alisnya, apakah Ciko sanggup melakukan ini secara tiba tiba? Apalagi script nya gak pendek loh. Setiap scene scene nya pun Ciko tidak tau harus apa

"Aku gak bisa" Gumam Ciko sambil menundukkan kepalanya ketika selesai membaca script itu.

Farhan menepuk bahu Ciko yang "Lo bisa. Gue mohon banget, scene Lo disini gak banyak kok. Pangeran yang Dateng buat cium snow white. Lo cuma datenga di dua frame aja, selebihnya full frame nya di Lily. Lo udah pernah lihat latihannya waktu itu kan Ly? Jadi Lo udah tau apa apa aja" Lily mengangguk sebagai jawaban jika dia memang masih ingat scene scene apa saja tentang snow white.

Kelas Ciko kalo ini mengambil cerita princess snow white. Ciko yang tidak pernah melihat bagaimana dan seperti apa dan harus apa dia nanti hanya bisa pasrah, semoga Ciko tidak mengacaukan semuanya.

"Sekarang kalian di make up dulu sana" Ucap Farhan sambil merangkul tubuh Ciko dan membawa Ciko ke depan meja rias.

Sebelumnya Farhan sudah meminta panitia pensi untuk meminta waktu 20 menit untuk persiapan, Farhan menceritakan kejadian yang terjadi dan panitia pensi menyetujui jika kelas Farhan akan di kasih kelonggaran 20 menit untuk bersiap. Sebelum penampilan kelas Farhan, panitia melakukan pentas sulap atau apapun agar penonton tidak merasa bosan.

15 menit make up dengan secepat kilat, akhirnya Ciko dan Lily sudah siap. Semua orang menatap ke arah Ciko dan juga Lily dengan pandangan berbeda.

"Tuhkan bener, malah makin cantik si Ciko kalo i dandanin gitu" Bisik Nisa pada temannya.

"Lo masih yakin mau pake Ciko jadi pangeran, Han? Dia jadi cantik loh ini bukannya malah ganteng" Ucap Ardan masih menatap ke arah Ciko yang msih menunduk.

Sejujurnya Ciko merasa malu dilihat oleh banyak orang seperti ini, Ciko bukan orang yang penuh percaya diri apalagi Ciko sedarit Adi mendengar bisikan bisikan yang berkata jika dia malah semakin cantik, Ciko semakin tidak percaya diri.

"Gak apa apa, udah tanggung. Selagi Lily masuk frame, Lo bisa latihan dulu sama Angela ya Cik" Ucap Farhan dan di balas anggukan oleh Ciko.

Semua orang akhirnya meninggalkan ruang make up meninggalkan Ciko dengan Angela berdua.

Sejujurnya, Ciko tidak begitu dekat dengan Angela, gadis itu selalu sendiri dan begitu pendiam.

Kini di dalam ruangan hanya ada mereka berdua, yang lain sudah bersiap untuk tampil. Ciko berjalan menuju Angela dan bertanya "Apa gerakan yang aku lakuin nanti?" Tanya Ciko pada Angela.

Angela menarik nafasnya, diam sejenak lalu menjawab "Kamu nanti akan muncul di scene pertama ketika berkenalan dengan snow white, terus scene terakhir kamu ketika kamu datang mau mencium snow white, aku akan kasih tau gerakannya"

Angela dengan tenang memberitahukan semua adegannya "Kalo kamu lupa script, kamu bisa improve scriptnya, tapi jangan sampai melenceng dari cerita" Ucap Angela sambil memberikan script itu lagi pada Ciko. "Kamu paham kan?" Tanya Angela menatap Ciko dan dibalas anggukan oleh Ciko meskipun otak Ciko agak nge-lag karena melihat Angela yang berbeda 180° ketika berada di kelas. Angela terlihat lebih santai ketika menjelaskan.

"Sebenarnya aku kurang setuju kalo kamu yang jadi pangerannya, kamu terlalu cantik buat jadi pangerannya"

Ciko terdiam mendengar ucapan Angela, Ciko tak menduga jika Angela akan berucap seperti itu.

Ciko hanya tersenyum bingung "Aku juga gak tau kenapa dipilih" Ucap Ciko sambil menggaruk kepala yang tidak gatal. Ciko bingung mengapa mereka semua selalu mengatakan 'cantik' pada Ciko, padahal Ciko selalu berkata jika diri nya pria, jadi jangan ada yang bilang dia cantik, tapi masih saja ada yang bilang dirinya 'cantik'.

Penampilan berjalan dengan baik, bahkan sangat baik meskipun Ciko sadar ketika Ciko memasuki panggung banyak yang berbisik tentang dirinya. Ciko tak peduli, dia hanya melakukan tugasnya saja.

"Ini scene terakhir Cik, setelah ini selesai. Sekarang masuk frame" Ucap Farhan dan diangguki Ciko lalo Ciko masuk ke dalam panggung. Ciko mendrama seperti yanga da di scriptnya, meskipun tidak begitu sama, tapi tidak melenceng dari cerita.

Ciko menghampiri tempat tidur princess snow white. Di tempat tidur itu, Lily atau princess snow white tengah tertidur akibat memakan buah apel.

Ciko menatap ke arah Lily yang sedang tertidur, dalam otaknya berfikir apakah dia akan benar benar mencium bibir sahabatnya? Ciko malu. Apa Lily mau di cium olehnya? Pikir Ciko

Ciko menundukkan tubuhnya hendak mencium bibir Lily, namun sebelum itu....

"Ehh.... Kak Gibran" Gumam Ciko ketika Gibran menarik tangannya hingga menghadap ke arah Gibran. Ciko tak dapat mengartikan mata Gibran saat itu, Ciko tau jika mata Gibran dipenuhi kabut amarah.

"GIBRAN LO MAU BAWA KEMANA ANAK ORANG?"

***

Sesuai sama ekspektasi kalian gak??😋😋

Vote dongggg sekalian komen juga ygy, lopyu



Roomate [End]Where stories live. Discover now