33. Jalan Mereka

19.7K 1.6K 413
                                    

Aku percaya jika suatu hari nanti aja akan mendapatkan apa yang aku doa hari ini.

***

"Kak Gibran" lirih Ciko ketika melihat pria yang ada di depannya.

Orang yang sangat tidak ingin Ciko temui saat ini dan selamanya. Ciko bukan orang yang pemaaf, Ciko bukan orang yang mudah melupakan kesalahan orang lain.

Sekecil apapun kejahatan yang diperbuat oleh seseorang pada Ciko, Ciko akan selalu ingat terus.

"Ada perlu apa?" Tanya Ciko dengan tatapan yang tak lepas dari mata Gibran, meskipun Ciko harus mendongakkan kepala ketika melihat Gibran.

Tanpa sepatah kata, Gibran memeluk Ciko erat. Mengeduskan hidung ke leher jenjang Ciko. Wanginya masih sama, itu pikiran Gibran.

"Ternyata gue butuh pelukan" lirih Gibran yang masih memeluk Ciko.

Ciko diam, membiarkan Gibran memeluknya sebentar. Sepertinya Gibran lelah.

Gibran melepas pelukan tersebut ketika sudah mulai merasa tenang. Matanya Tak henti menatap Ciko yang menatap ke arah lain dengan pandangan kosong.

"Gue kangen Lo"

"Ayo kembali ke kamar kita"

"Gue butuh Lo"

"Ayo kita bangun lagi semuanya"

"Gue tau gue salah"

Ciko masih menatap Gibran, dari untaian kata yang Gibran keluarkan, tidak ada kata permintaan maaf.  Entah Gibran memang ingin Ciko kembali, atau karena Gibran tidak mau sendirian dalam meratapi kesedihannya tentang keadaan Anggun saat ini.

"Ayo kembali seperti dulu. Gue janji akan jauhin dia, gue janji akan selalu ada buat Lo, plis pulang Ciko" Gibran merengkuh pundak Ciko "Anggap perpisahan kemarin nggak pernah terjadi"

Ciko masih belum mengeluarkan kata kata, bahkan ketika melihat mata Gibran yang memerah seperti menahan tangis.

"Ternyata kehilangan Lo benar benar semenyeramkan itu" lirih Gibran sambil menunduk.

Ciko menyingkirkan tangan Gibran yang berada di pundaknya, bibirnya tak henti tersenyum "Sekarang lebih baik kita saling memperbaiki diri masing masing. Bukan siapa yang salah atau yang benar, tapi memang tidak seharusnya seperti ini. Harusnya memang dari awal kita gak kenal, harusnya seperti itu. Mungkin harusnya dari awal aku minta sama tuhan untuk tidak mempertemukan aku sama kakak-"


"-yang pada akhirnya memang kita tidak bisa bersama. Kita hanya dua orang manusia yang mendapatkan pertemuan dari tuhan tapi tidak untuk menikmatinya. Mungkin kali ini aku memutuskan untuk gak akan kenal kakak, anggap aja kita gak pernah kenal, kita berdua orang asing yang gak saling mengenal" ucap Ciko sambil tersenyum, tapi kalian tidak tahu bagaimana hati Ciko yang meronta ronta menangis.

Gibran menatap tak percaya Ciko, bagaimana bisa Ciko mengucapkan kalimat seperti itu. Tidak ingin mengenal Gibran?

"Gue tau itu bukan keinginan Lo yang sebenarnya, jauh di lubuk hati Lo pasti gak mau-

"Kakak yang mulai untuk mengakhiri ini! Kakak yang memutuskan untuk saling asing dan aku hanya menerima permintaan kakak untuk kita saling asing. Aku gak pernah mohon mohon sama kakak untuk bareng lagi karena apa? Karena aku gak mau ada dilingkaran rumit itu! Untuk sekarang aku hanya ingin fokus sama perkembangan ku, untuk masa depanku sendiri. Cinta cintaan cuma bikin aku jadi orang gila! Kalo kakak kesini cuma minta aku buat balik, maaf kak, masa kita sudah habis. Anggap aja yang sebelumnya hanya sebagian kenangan singkat yang sekedar lewat"

Roomate [End]Where stories live. Discover now