special chapter: happy 25, love

145K 20.5K 26.4K
                                    

Hello! Bertemu lagi dengan Himpunan volume 1 dalam special chapter yang di-publish setahun sekali.

Supaya nggak bingung, aku jelasin dulu, ya. Chapter ini latarnya setelah mereka memasuki dunia kerja; and yes, Naya dan Jeffri kerja di satu kantor start-up yang sama di Kota Bandung, sementara Dimas kerja di sebuah perusahaan besar di Jakarta.

Kalau udah ada yang baca hidden story (booklet) pasti paham. Kalau belum, go check shopee atau instagram @/penerbit_sunsetroad sekarang! Hahaha (promosi) sorry! Enjoy the story, guys!


-



Naya menatap kalender di atas meja kerjanya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.



Naya menatap kalender di atas meja kerjanya. Dengan mata yang masih terpaku pada sebaris minggu, telunjuknya terus mengetuk meja. Sudah hampir 5 menit ia melakukan ini.

"Ngapain lu?" Tanya Jeffri yang melewati kursi kerjanya.

Naya spontan menengok ke arah belakang, "Hari Senin lo ada schedule ke Jakarta nggak?"

"Hmm... Senin... Oh, ada–"

"Gue ikut dong! Boleh, ya?"

"Ngapain? Emang lo ada kerjaan juga di Jakarta?"

"Nggak. Gue mau bantuin kerjaan lo."

"Gue kan udah ada tim, Nay."

"Lo agendanya apa aja hari Senin?"

"Gue tuh pagi ada produksi, terus siangnya ada monthly meeting."

"Gue ikut, ya? Nanti gue bantuin produksi. Oh, sama gue bantu bikin notulensi juga pas meeting. Ok?"

Mata Jeffri memicing, "Kenapa dah, lu? Biasanya juga males kalau disuruh ke Jakarta."

"Dimas ulang tahun..." rengeknya. "Gue bingung..."



"Hah..." Jeffri menghela napas melalui mulut, mungkin sudah cukup muak berada di antara dua sejoli itu. "Emang boleh lo ikut cabut?"

"Nanti gue yang minta izin."

"Emang lo bisa remote working?"

"Bisa." Jawabnya tegas.

"Nggak ada yang harus diberesin di kantor?"

"Ada. Tapi bisa remote. Gue kan kemana-mana bawa laptop. Bisa gue kerjain sambil nemenin lo produksian dan meeting."

"Tapi gue sama anak-anak rencananya mau naik kereta. Nanti sore gue baru mau beli tiket."

"Ngapain naik kereta? Nggak enak tau kalau ke Jakarta naik kereta, tuh. Nanti lo di sananya repot. Harus pesen lagi kendaraan online, mana jarak dari satu tempat ke tempat lain jauh, kan? Pasti makin gede biayanya. Mending lo reimburse bensin."

HIMPUNANOù les histoires vivent. Découvrez maintenant