3. Debate

386K 55.5K 20.1K
                                    

"Pasangan nomor urut 1, menurut kalian apa kekurangan dari periode kepengurusan sebelumnya?"

Doyoung mengambil mic yang berada didepannya dan mulai memaparkan pemikirannya.

"Menurut saya—"

"Rekan saya bertanya pada kalian sebagai pasangan, bukan kamu sebagai individu," seru salah satu senior dari bangku paling belakang.

"Maaf kak, jika ingin berbicara silahkan angkat tangan terlebih dahulu," ujar Jeno selaku moderator debat hari itu.

"Ya maaf saya izin mau berbicara," ujar senior tersebut sambil mengangkat tangannya.

"Silahkan."


Senior tersebut berdiri dan mulai berbicara. "Begini ya mas Doyoung, anda ini mencalonkan diri tidak sendiri ya, tapi berdua dengan mbaknya. Kalau kami bertanya menurut kalian ya anda jawab dengan menurut kami dong, bukan dengan menurut saya. Egois kamu itu kalau hanya menjawab dengan menurut kamu. Terima kasih moderator, silahkan dilanjutkan."

Jeno memberikan isyarat bagi Doyoung dan Naya untuk melanjutkan opininya.

"Baik, mohon maaf kak, saya ulangi." ujar Doyoung sambil menahan emosinya.

"Menurut kami, periode kemarin sudah melakukan segala tugas dengan sangat baik. Namun ada satu hal yang harus kami garis bawahi yaitu mengenai pengelolaan SDM." Doyoung menjeda pembicaraannya sebentar untuk kemudian melanjutkannya kembali.

"Kita memiliki cukup banyak SDM, namun sayangnya karna jumlah yang banyak tersebut jadi banyak pula SDM yang belum terdidik dengan baik sehingga pada akhirnya mereka merasa keterlibatannya di himpunan ini menjadi kurang bermanfaat kemudian—"

"Moderator!" seru senior tersebut kembali memotong pemaparan Doyoung sambil mengangkat tangannya, sementara Doyoung semakin terlihat kesal dan ingin marah di bangkunya.

"Kalau anda berbicara seperti itu, berarti itu sama saja dengan anda mengatakan bahwa periode kami nih para demisioner," ujarnya sambil menunjuk dirinya dan beberapa demisioner lain disampingnya.

"Kami kami ini ngga becus mengurus SDM? Begitu? Karna SDM yang kakak-kakak kalian bina sekarang ini, adalah peninggalan dari kami. SDM yang kami didik, untuk kemudian menjadi bagian dari kepengurusan tahun ini." katanya lagi.

"Kok gue sebel ya," ujar Naya dengan suara pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari senior tersebut.

"Lo aja jawab Nay, gue males berdebat sama orang ngga jelas kaya gitu." jawab Doyoung dengan suara yang sama pelannya.

Ini bukannya debat antar kandidat malah jadi debat antara kandidat dan demisioner.

"Silahkan dijawab, mas, mbak?" ujar kakak senior, mempersilakan Doyoung dan Naya melalui gestur tangannya.

Naya yang sudah melihat emosi di mata Doyoung langsung mengambil alih mic, padahal dia juga ngga tau mau ngomong apa.


"Selamat malam Kak," sapa Naya dengan nada yang sangat ramah dan dijawab anggukan oleh si senior.

"Sebelumnya terima kasih banyak ya kak atas tanggapannya. Tapi gini nih kak, tadi kan kami ditanya soal pendapat ya kak. Nah, rekan saya menyampaikan tanggapannya kan ya kak bahwa menurut kami yang kurang dari periode kemarin adalah urusan SDMnya. Sampai sini saya bener ngga ya kak?" tanya Naya.

"Betul, lanjut." saut senior tersebut dari bangkunya.

"Terus tadi kan kakak bilang kalau Doyoung bicara seperti itu, berarti sama saja kita mengatakan bahwa pengurus kakak ngga becus mengurus SDMnya, betul kak?"

"Iya, lanjut."

"Tapi dimana ya kak, letak rekan saya bilang kalau kakak-kakak sekalian ngga becus ngurus SDMnya? Karna kami tadi hanya menyampaikan hasil dari analisis kami selama beberapa waktu ini, tapi kami sama sekali ngga pernah bilang kalau kakak-kakak sekalian ngga becus ngurus SDMnya." lanjut Naya yang membuat si senior hanya diam di tempat tanpa menanggapi argumennya.

"Gimana kak?" tanya Naya lagi, sementara si senior hanya mengacungkan jempolnya.


-


"Senior-senior kaya dia tuh ga penting," ujar Doyoung saat debat resmi ditutup.

"Udah lah dooy udah selese juga," saut Naya.

"Dia pasti bakal kaya gitu terus Nay sampe kepengurusan baru naik dan sampe turunnya nanti bahkan," kata Doyoung lagi berapi-api.

"Padahal dia mantan kahim juga bukan, mantan kepala departemen bagian SDM juga bukan. Sewot banget heran gua." lanjutnya lagi.

"Jangan gitu bro, gebetannya Naya tuh pas maba." Johnny tiba-tiba menghampiri dan merangkul pundak Doyoung.

"Ngapain ngegebet dia sih Nay? Kaya ngga ada orang lain yang bisa lo gebet aja sih." respon Doyoung masih dengan nadanya yang tinggi.

Naya bingung, kenapa jadi Naya yang dimarahin.

"Itu kan dulu Doy, sekarang gebetan Naya udah ganti nih jadi yang ini," ujar Johnny sambil melirik ke arah Jaehyun, sementara Jaehyun hanya menaikan kedua alisnya, terlihat bingung.

Harga diri Naya udah semakin tipis aja di mata Jaehyun.


Mereka berempat akhirnya keluar ruangan, dan ternyata di luar masih banyak senior yang berkumpul dan berbincang satu sama lain.

"Eh, ini dia niiihh calon wakahim kita." sambut senior yang menyebalkan tadi saat melihat Naya.

Naya cuma cengengesan aja bingung mau bereaksi kaya gimana, mengingat partner-nya masih berlumur emosi.


Kakak senior itu merupakan kepala departemen Humas dua periode lalu, dia menjabat sebagai kadep waktu Naya masih maba dan baru bergabung dengan himpunan. Di tahun pertama kenal, dia merupakan orang yang baik banget, benar-benar selalu memberikan kesempatan bagi Naya untuk mengembangkan potensinya di bidang perhumasan.

Naya juga bingung kenapa semenjak turun jabatan, dia berubah jadi sosok senior yang menyebalkan.

"Eh kak, apa kabar kak? Hehe." Naya menyalami senior yang ada diluar sana satu persatu.

"Yang lain pada kemana nih kak? Ga ikut kesini?" tanya Naya berbasa-basi, ngga enak juga kan kalau langsung pergi.

"Yang lain sibuk, kita juga sibuk sih. Tapi kita nyempetin lah dateng, pengen tau adik-adik penerus kita ini seperti apa." jawab salah satu senior.

"Hehehehehe klasik banget kak," respon Naya reflek.

"Wah berani nihh bilang kita klasik. Parah lo ngga menghargai kehadiran kita banget Nay." kata mereka lagi.

Sementara Naya asyik bercengkrama dengan senior-senior tersebut, Doyoung melewati mereka hanya dengan anggukan, tanpa menyapa apalagi berbincang.


"Kak, sebentar ya." ujar Naya berpamitan kepada para seniornya untuk mengejar Doyoung.


"Doy, mau kemana?" tanyanya sambil setengah berteriak.

"Balik. Lo mau ikut gue pulang, apa mau ngobrol aja sama senior-senior kesayangan lo?"



tbc



Introducing, Senior Menyebalkan;
Kak Chanyeol

Introducing, Senior Menyebalkan;Kak Chanyeol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
HIMPUNANWhere stories live. Discover now