25. Recovery

293K 47K 13.7K
                                    

"Dor!"


Naya mendorong punggung Doyoung sambil berteriak cukup keras di belakang telinganya, membuat Doyoung yang biasa berjalan dengan tenang langsung berjengit kaget.

"Apaan sih anj—Naya?" Ujarnya ketika berbalik tubuh dan mendapati Naya yang sudah tersenyum jahil di balik punggungnya.

"Katain anjing aja gapapa kok." Kata Naya sarkas dengan ekspresi yang dibuat pura-pura marah.


"Suara lo berat banget kaya cowo, gue kira Ten."

"Iya nih gue flu terus suara gue jadi bindeng, dan malah jadi berat banget. Sakit deh tenggorokan gue." Ujar Naya sambil memegang tenggorokannya.

"Tapi lo udah baikan? Udah ngga demam lagi?" Tanya Doyoung sambil mengecek suhu badan Naya dengan lagi-lagi meletakan telapak tangannya di dahi Naya, membuat Naya reflek menutup matanya kaget.


"Gue kira lo mau noyor gue." Kata Naya setelah Doyoung melepaskan sentuhan dari dahinya.

"Mikir dong make otak, tadi gue nanya lo udah baikan belum? Masih demam ngga? Lo pikir aja selanjutnya yang bakal terjadi apaan? Gue ngecek suhu badan lo apa gue noyor lo? Ngga nyambung banget kalo gue nanya gitu terus tiba-tiba noyor." Respon Doyoung panjang lebar.

"Ah kepala gue jadi sakit lagi gue mau ke UKS aja."

"Ini kampus Nay bukan sekolah, ngga ada UKS."

"Emang di semua kampus ngga ada UKS ya Doy?"

"Ya mana gue tau?!" respon Doyoung dengan alis yang saling bertaut.

"Yaudah dong biasa aja ngga usah nyolot. Alis lo noh biasa aja alis lo." Saut Naya sambil tangannya meluruskan kedua alis Doyoung yang terlihat marah.


"Ngga usah teriak-teriak, suara lo kaya om-om." Respon Doyoung sambil menurunkan tangan Naya dan mundur secara spontan.

"Yaelah dipegang alisnya doang salah tingkah. Cupu lo."

"Ya emang lo mau megang apaan lagi?!" Doyoung setengah berteriak.

"Tangan. Sini gue pegang tangannya mana boleh ngga?" Naya sengaja menggoda Doyoung dengan mencoba menggapai tangan Doyoung yang dengan sengaja langsung ia sembunyikan di belakang punggungnya.


"Udah seger lo ya sekarang, padahal semalem kaya orang sekarat make ngigo-ngigo segala."

"Mana ada orang sekarat ngigo? Bego!"

Perdebatan yang entah sudah ke berapa kalinya lagi-lagi dimulai sambil mereka berjalan menyelusuri koridor menuju ruangan kelas.


"Emang lo udah pernah liat orang sekarat?" tanya Doyoung masih membahas.

"Belum."

"Sama."

"Yaudah sih kenapa ngga penting banget gini doang diributin?!" Gertak Naya dengan suaranya yang berat.

"Lah elo yang mulai duluan." jawab Doyoung ngga mau kalah.

"Elo yak?" Teriak Naya sambil menunjuk muka Doyoung.


"Kalo marah ya marah aja ngga usah sambil nunjuk-nunjuk muka orang, ngga sopan." Kata Doyoung sambil menurunkan jari Naya dari depan wajahnya.

"Sorry.." jawab Naya dengan wajah yang ditekuk.





Keduanya memasuki ruangan kelas. Hari ini minggu UAS dimulai. Mengikuti instinct, Naya langsung berjalan menuju kursi kosong yang berada di bangku paling belakang. Namun belum ada tiga langkah, tiba-tiba dia merasakan tasnya ditarik oleh siapa lagi kalau bukan Yth. Tn. Doyoung Kim.



HIMPUNANWhere stories live. Discover now