51. Again, Silence

242K 42.3K 36.9K
                                    

"Lo mau mulangin gue kemana?" tanya Naya saat menyadari mobil Doyoung sudah melewati gapura kosnya.

"Makan dulu." jawab Doyoung singkat.

"Makan dimana? Ngga laper gue."

"Tadi pas break maghrib lo sekalian makan ngga?" tanya Doyoung, menoleh sekilas pada Naya.

"Ngga."

"Siang?"

"Ngga."


Doyoung menghela nafas kesal, "pagi?"

"Makan." jawab Naya.

"Makan apa?"

"Roti."

"Doang?"

"Doang."


"Yaudah sekarang makan dulu, baru lo gue pulangin." ujar Doyoung, tidak bisa dibantah.

"Mau makan apa jam segini?" tanya Naya seraya melihat jam di lengan kirinya, pukul 1 pagi.

"Yang buka 24 jam gini paling fastfood kesukaan lo Nay, gapapa kan?"

"Ya gapapa sih..."


Suasana kembali hening, entah mengapa rasanya hari ini kecanggungan bergerak lebih kuat diantara keduanya. Tidak ada yang membangun percakapan, hanya suara mesin mobil dan lagu yang mengalun di radio. Naya mengencangkan volume radio untuk menutupi kecanggungan tersebut. Aneh.


"Lega ngga?" Doyoung akhirnya memecah keheningan.

"Apa?" tanya Naya.

"Udah selesai, udah demisioner. Lega ngga?"

"Lega sih.. tapi kaya ada yang ilang." jawab Naya.

Doyoung mengangguk paham, "sama."


Naya memperhatikan jalan, rasanya Doyoung hanya berputar mengelilingi Bandung di tengah malam tanpa segera sampai ke tujuan yang mereka maksud.

"Ini lo maksudnya mau makan di mcd kan?" tanya Naya ragu.

"Iya."

"Mcd mana?"

"Simpang." jawab Doyoung lagi.

"Emang ke mcd simpang lewat jalan ini?" Naya menyipitkan matanya, yakin bahwa ini bukan jalan menuju daerah simpang.

"Bukan." jawab Doyoung enteng.

"Lah? Terus?"

"Muter-muter aja dulu biar nyampenya lama."


Naya melongo, ia kira Doyoung sudah kelaparan dan ingin segera mengajak Naya untuk makan, namun sekarang ia malah mengajaknya mengelilingi kota Bandung dini hari.

"Bandung bagus ya." Doyoung kembali membuka mulut, berbasa-basi.

"Iya." jawab Naya.

"Suasananya bagus buat orang yang lagi jatuh cinta."

"Berarti bukan buat kita."


Doyoung menoleh ke arah Naya setelah mendengar jawabannya. Naya terlihat mengantuk, matanya sayu, ikatan rambutnya sudah berantakan tak menentu, make up tipis yang ia ulas tadi pagi juga tidak bersisa sama sekali. Mungkin yang ada dipikirannya saat ini hanya kasur dan tidur.

"Lo ngantuk banget ya?" tanya Doyoung.

Naya hanya mengangguk kemudian menguap cukup lama.

"Tidur dulu deh 15 menit, gue keliling lagi nih 15 menit sampe lo bangun baru kita makan." saran Doyoung lagi yang sebenarnya ingin Naya tolak, tapi Naya juga rasanya sangat ingin memejamkan matanya.

HIMPUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang