58. Bicara Rasa

327K 39.3K 18.7K
                                    

"Bener kok kata Joy," jawab Doyoung cepat

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.



"Bener kok kata Joy," jawab Doyoung cepat. "Bener gue suka sama Naya," ungkapnya dengan pandangan yang lurus yang terarah pada teman-temannya dan tidak sedikitpun melirik pada Naya.

Naya membuka mulutnya cukup lebar, meskipun kalimat itu sudah ia dengar dua hari lalu di dalam mobil, namun rasanya masih aneh. Satu kalimat sederhana itu selalu memberikan tegangan yang berbeda, yang selalu membuat Naya berusaha keras untuk menahan senyum dan berteriak. Ia memainkan telinganya dengan canggung ketika teman-temannya mulai bersiul dan terus menerus meramaikan suasana.

"Doyoung udah confess tuh!" teriak Joy, "lo gimana Nay??"

"Terima! Terima! Terima!" sahutan yang dikomandoi oleh Johnny terus menggema di seisi ruangan, membuat Naya lagi-lagi menahan tawa sambil menunduk. Tangannya menopang dahi dan menekan paha, berkali-kali ia menarik nafas untuk mencoba menenangkan dirinya, namun tawanya benar-benar sulit untuk ditahan hingga nafasnya kini terdengar seperti isakan yang tertahan.


Sementara Naya masih terus menunduk menahan tawa, Doyoung juga sama kakunya. Ia berkali-kali menggelengkan kepala, tidak percaya dengan situasi yang absurd ini. Jika dihitung berdasarkan niat, mungkin ini sudah kali keempat ia menyatakan perasaannya pada Naya semenjak malam di acara festival musik itu.

"Mau ngga lo? Jawab dong jangan lama-lama, anak-anak udah pada penasaran," Doyoung menyenggol lengan Naya, memintanya untuk segera bersuara sebelum situasi semakin aneh.

"Lo mau nembak gue berapa kali sih sampe capek gue dengernya, mana caranya beda-beda lagi bingung gue kaya ditembak empat cowok," celetuk Naya, ikut menghitung berapa kali Doyoung mengungkapkan juga menanyakan hal yang serupa.


"Hah? Lo udah pernah nembak pak??" Taeyong bertanya dengan nada tidak percaya, matanya membulat antusias.

"Diterima apa ditolak kang??" Haechan merangkak maju untuk bertanya lebih jelas pada Doyoung.

"Sumpah lo kenapa gue ngga tau sama sekali??" Joy ikut berdiri dan memukul lengan Naya karena temannya itu tidak berbagi rahasia dengannya. "Parah Ten, masa lo ngga tau sih?? Wah gugur predikat lo sebagai pengumpul informasi handal!"


Ten yang biasanya heboh sedaritadi hanya berdiri dan terlihat berpikir sangat keras, memutar ingatan dan instinct-nya tentang kapan kira-kira Doyoung menyatakan perasaannya pada Naya. "Pengkhianat lo ya?!" hardik Ten tiba-tiba. "Jangan bilang lo berdua udah jadian semenjak periode masih berjalan??"

"Wah kalo iya kacau sih, kurang ajar lo berani-beraninya ngelanggar peraturan yang lo bikin sendiri. Ngga profesional lo, kecewa gue. Tau gitu beneran kita turunin aja nih si Doyoung sama Naya dari waktu itu," Yuta menggulung lengan sweaternya dan mengepalkan tinju, seolah bersiap menghajar Doyoung.

"Apa sih ini jadi sebenernya udah jadian?? Emang Doyoung nih nembak diterima?? Apa ditolak??" Taeyong berkacak pinggang, terlihat sebal dan menuntut penjelasan dari Doyoung dan Naya.


HIMPUNANDonde viven las historias. Descúbrelo ahora