26. Perkara Proposal

296K 48.6K 28.9K
                                    

Choose your fighter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Choose your fighter

-



"Proposal apa yang mau lo naikin?" Tanya Doyoung ketika Jaehyun mencegat mereka berdua—Doyoung dan Naya.

"Sharing Organisasi Pak. Yang sama HIMA Kimia itu." Jawab Jaehyun.

"Kok elo yang naikin? Emang anak-anak lo ngga ada yang bisa? Ini Sharing Organisasi ada penanggung jawabnya kan?" Tanya Doyoung lagi.

"Ada, tapi anaknya hari ini full UAS. Mark juga sama. Makanya biar cepet mending gue aja yang naikin."

"Lo tuh emang kepala departemen, tapi ngga semua hal harus lo kerjain sendiri. Masa naikin proposal aja harus kadepnya yang turun tangan?"

"Iye kaga. Biasanya juga sama anak-anak kok, ini kebetulan lagi pada ngga bisa aja." Jawab Jaehyun lagi, sudah terbiasa dengan cara Doyoung mengkritiknya.



Doyoung memang selalu seperti itu. Dia selalu ingin pekerjaan yang ada di himpunannya dibagikan secara merata. Ngga boleh ada yang menanggung beban kerja terlalu banyak hingga merasa tertekan, dan juga ngga boleh sampai ada anggota yang merasa tidak dipekerjakan.


"Coba gue liat lagi proposalnya."

"Nih." Jaehyun menyodorkan proposal tersebut ke Doyoung.

"Lo aja yang pegang. Ini udah di tanda tangan jurusan?" Tanya Doyoung sambil membolak-balik proposal dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya masih mencengkram lengan Naya supaya Naya ngga kabur.



Setelah tadi Jaehyun meminta mereka berdua untuk menemaninya menaikan proposal ke dekanat, Naya masih mencoba untuk lari dengan alasan ada janji dengan dosen. Namun sayangnya, Doyoung bukan orang yang mudah dibodohi, ia akhirnya memaksa Naya untuk ikut dengan cara ngga melepas genggamannya sama sekali.



"Lepasin dong." Naya menepuk-nepuk tangan Doyoung yang masih bertengger di pergelangan tangan kanannya.

"Ngga." Jawab Doyoung singkat.

"Ngga usah modus deh lo. Nih kalo mau megang tangan tuh ngga gini caranya, tapi gini nih." Naya bersusah payah menarik lengannya untuk menggenggam tangan Doyoung.


Merasa tangannya berubah posisi dari pergelangan tangan menuju telapak tangan, Doyoung langsung melepaskan genggamannya dengan reflek. "Apaan sih?!" Katanya sambil menarik tangannya.

"Yeh. Gitu doang salting." Cibir Naya. Kemudian matanya menangkap mata Jaehyun yang terlihat bingung menatap keduanya.

"Kenapa?" Tanya Naya.

"Ngga.. yuk, keburu orang dekanatnya istirahat." Ajak Jaehyun.







Ketiganya kini berjalan berdampingan menuju ruang dekanat. Naya memilih untuk berjalan di pinggir kanan meskipun berkali-kali Doyoung memintanya untuk berjalan di tengah.

HIMPUNANWhere stories live. Discover now