special chapter: dan ia yang lebih dekat...

26.2K 2.8K 413
                                    

"Kamu masih di kantor?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Kamu masih di kantor?"

Pukul 10 malam, dan Dimas bisa mendengar riuh di balik suara Naya; orang yang sedang tertawa, mengobrol, serta suara piring yang beradu dengan sendok.

"Iya ini aku masih di kantor." Jawab Naya, suaranya pelan, setengah berbisik.

"Ooh. Kenapa nggak bilang? Kalau tau kamu masih di kantor nggak bakal aku telepon."

"Gapapa," jawabnya lagi.

"Ada kerjaan apa jam segini masih di kantor?"

"Biasa lah, menuju akhir tahun, banyak campaign yang harus dijalanin. Tapi ini udah beres kok meeting-nya, lagi pada ngobrol biasa aja."


"Kamu bawa mobil?" Dimas sekali lagi melirik ke jam dinding di ruangannya-ia juga masih harus membereskan beberapa pekerjaan di kantor, namun karena merasa suntuk, maka ia memutuskan untuk me-refresh otaknya sejenak dengan menghubungi kekasihnya yang berada di kota yang berbeda itu.

"Nggak." Naya menjawab.

"Terus pulang naik apa?"

"Jef, lo mau nganterin gue balik gak?" Suara Naya menjauh dari speaker, namun Dimas masih bisa mendengarnya dengan cukup jelas. "Aku nanti bareng sama Jeffri, ya, pulangnya."

Dimas memutar pulpen sebelum memberikan jawaban. "Oke."

"Kamu mau ngobrol sama Jeffri?" Tawar Naya. "Udah lama kan kalian nggak ngobrol?"

Tanpa menunggu jawaban, Naya langsung memberikan ponselnya ke Jeffri dan berdiri mengambil air di pantry kantor.


"Halo?" Sapa Jeffri. "Wesss, gimana nih kabar bos Jakarta?"

"Bos apaan," Dimas tertawa kecil meski tidak ada yang lucu. "Sehat lo?"

"Sehat. Ya, disehat-sehatin aja lah. Lo gimana?"

"Aman."

"Denger-denger, udah naik jabatan lagi nih di sana?"

"Naik jam kerja sih iya." Dimas bergurau.

"Eh? Barang lo masih di mobil gue? Ya ambil aja. Kunci? Kuncinya di Naya. Minta aja ke Naya. Tadi siang dia bawa mobil gue. Iya iya, di Naya." Jeffri merespons pertanyaan rekan kerjanya. Nama Naya diulang beberapa kali, dan hal itu cukup membawa ketidaknyamanan pada hati Dimas. "Sorry sorry Dim, anak kantor barusan."

"Iya. Gapapa."

"Ngobrol sama Naya lagi, ya. Bentar gue samperin dulu anaknya."


Terdengar derap langkah yang lumayan kencang dari ujung sambungan. Demi usia yang sudah tidak lagi remaja dan sifat bijaksana yang harus ia jaga, ketidaknyamanan barusan rasanya ingin ia telan sendiri saja.

"Udah ngobrol sama Dimasnya?" Tanya Naya ketika ponselnya sudah kembali berada di genggaman.

"Cowok lu. Harusnya lu yang nemenin ngobrol dong, masa gue?" Jeffri sedikit mengomel.

"Iyee-halo, cintaku?"

Dimas tertawa. "Apaan?"

"Udah kangen-kangenan sama Jeffrinya?"

"Gimana, sih, orang aku kangennya sama kamu."

"Aww. I miss you too..." Jawab Naya yang langsung mendapatkan respons pura-pura muntah dari Jeffri yang masih duduk di sampingnya.


-


Naya duduk rapi di samping kursi kemudi, bersama Jeffri yang menyalakan radio dengan volume tinggi; kebiasaan yang sudah mereka miliki sejak menjadi teman satu tim; mengeluarkan segala energi buruk dan stres yang diterima di kantor melalui tarikan suara yang tidak jarang sumbang.

Mereka tengah tertawa sambil mengumpat bersama setelah hari yang panjang ketika satu pesan singkat masuk ke ponsel Naya.

Dimas: Nay, aku mau ngobrolin sesuatu boleh?

Dimas: Kayaknya termasuk serius


Degup jantung Naya langsung terasa berbeda, sementara Jeffri yang menyaksikan momen itu diam-diam mengharapkan titik pada cerita keduanya.


-





Notes: Hi! Thank you for reading this far. Untuk kelanjutannya, bisa langsung cek di https://karyakarsa.com/citrasaras/dan-ia-yang-lebih-dekat-part-1

I write some random chapters there. Semoga bisa dinikmati dan semoga bisa sedikit mengobati rasa rindunya pada dinamika hubungan Dimas, Naya (dan Jeffri). Heheh. Part 2 dari cerita ini juga akan hadir hari Jumat, 18 November 2022 di platform Karyakarsa.

Thanks a bunch for your support dan sehat-sehat selalu, temen-temen!<3

HIMPUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang