52. The Answer

266K 42.9K 51.7K
                                    

Jalanan Bandung jauh lebih lengang saat mereka dalam perjalanan menuju pulang

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.




Jalanan Bandung jauh lebih lengang saat mereka dalam perjalanan menuju pulang. Udara canggung memenuhi isi mobil, membuat kedua orang yang berada di dalamnya hanya bisa diam—sibuk dengan isi pikiran masing-masing. Lagi-lagi hanya ada alunan lagu yang terdengar dari radio memecah keheningan tersebut.

Doyoung sesekali melirik ke arah Naya yang memilih untuk terus memusatkan matanya pada jalanan gelap di luar kaca. Doyoung juga memilih untuk kembali melihat ke depan, fokus pada kemudi.




"Thank you." ujar Naya ketika keduanya sudah sampai di depan gapura kos Naya, segera ia membuka seatbelt-nya dan menyampirkan tas di pundak.

"Bentar dulu Nay." Doyoung menahan lengan Naya, "bentar-bentar, kasih gue waktu ngomong bentar aja."

"Lo daritadi mau ngomong ngga jadi-jadi mulu lama." keluh Naya.

"Iya maaf, gue minta waktu lagi sebentar aja."

"Apa? Buruan bentar lagi Subuh gue mau tidur."


Doyoung menarik nafas dan melepaskannya dengan sangat gusar. Tangan kanannya masih memegang setir. Matanya fokus seperti siap berbicara dengan serius. "Nay lo mau ngga—"

"Iya mau udah gue turun ya." jawab Naya cepat bahkan sebelum Doyoung menyelesaikan pertanyaannya.

Dengan tangan kiri yang kosong ia kembali menarik pergelangan tangan Naya, "eh bentar dulu emang gue nanya apaan lo main mau-mau aja."

"Emang lo mau nanya apaan?" tanya Naya.

"Ya makanya dengerin dulu."

"Iya gue dengerin." ujar Naya sembari mendekatkan telinganya ke arah Doyoung.

"Jangan deket-deket dong, jauhan dikit." Doyoung mendorong kepala Naya pelan.




"Ah lo udah tau ya gue mau ngomong apa?" todong Doyoung.

"Iya." jawab Naya. "Tapi gapapa lo ngomong aja gue mau denger."

"Kok lo udah tau sih?!" tanya Doyoung lagi.

Naya berbalik menghadap Doyoung, "heh lo bego apa gimana dah? Orang jelas-jelas lo tadi udah ngasih surat."

"Oh iya ya. Tapi kan bisa aja apa yang mau gue omongin beda sama yang lo pikirin? Hehe." Doyoung menggaruk tengkuknya canggung.


"Udah cepet gue kasih waktu 5 menit kalo ngga ngomong juga gue turun." ancam Naya.

"Ngga sabar lo ya?" goda Doyoung memicingkan matanya.

HIMPUNANWhere stories live. Discover now