spin off: behind the letter

252K 34.3K 9.9K
                                    

Latar waktu: sebelum musyawarah besar

-


"Kak, kamu ke Bandung gih anterin makanan buat adek kamu." Mama tiba-tiba masuk ke kamar Gongmyung.

"Hah?" Gongmyung yang sedang menekuni sesuatu di laptopnya langsung memutar kursi menghadap Mama.

"Ke Bandung, anterin makanan buat adek kamu." ulang Mama lagi.

"Ngapain ma? Tumben?"


Mama duduk di pinggir kasur Gongmyung untuk menjelaskan, "adek kamu minggu depan mau ada musyawarah apa tuh di kampusnya, dia pasti banyak pikiran. Mama khawatir dia ngga sempet makan."

Gongmyung sempat melongo beberapa detik, "ya ampun Ma, lebih cepet dia pesen makanan deket kampus kali daripada aku bawain makanan dari Jakarta."

"Mama takutnya dia ngga makan enak.." jawab Mama lagi.

"Ma, di Bandung juga banyak makanan enak."

"Ya kan tetep beda kak, yang dia makan kan tetep bukan masakan Mama." ujar Mama memberengut.


Gongmyung menggaruk dahinya yang tidak gatal, effort sekali kalau dia harus menyetir ke Bandung hanya untuk membawakan masakan Mama untuk adik satu-satunya itu.

"Kamu emang ngga bosen di rumah terus? Kamu masih nunggu panggilan kerja kan?" tanya Mama lagi, mulai menyelinap ke sisi nganggur Gongmyung.

Gongmyung masih diam.

"Sana, tengokin adik kamu. Kamu nanti main sana ke kampus adek, siapa tau bisa dapet cewek disana biar kamu ngga diem di rumah terus ngga punya pacar."

Kalimat terakhir Mama berhasil masuk telinga Gongmyung, membuatnya mempertimbangkan keputusan untuk berangkat ke Bandung. Mungkin bukan hanya untuk mengunjungi adiknya, bisa saja dia tiba-tiba menemukan rezeki di Bandung?


-


"Lo dimana?" Gongmyung menelepon adiknya setelah ia berkali-kali mengetuk kamar kos sang adik, namun tidak ada jawaban.

"Masih di kampus, kenapa?" jawab Doyoung di ujung sambungan.

"Balik sini, gue di kosan lo."

"Hah? Serius?" Doyoung terdengar bingung.

"Serius ini gue bawa masakan nyokap."

"Jangan bercanda lo kak."


Gongmyung berdecak kesal karena adiknya menganggap dia bohong. Ia kemudian mengubah panggilan free call itu menjadi video call untuk menunjukan bahwa dia benar-benar ada di depan kosan adiknya saat ini.

"Lah itu beneran kosan gua." saut Doyoung.

"Ya kan gue udah bilang daritadi adekku sayang." ujar Gongmyung kesal.

Doyoung tertawa, "yaudah bentar lagi gue balik."





Gongmyung menunggu kedatangan Doyoung dengan duduk di ruang tamu kos tersebut. Hari masih sore, tidak banyak yang berlalu-lalang di dalam kosan. Mungkin penghuninya masih berkegiatan di kampus atau sekitarnya, mungkin sebagian dari mereka juga berdiam diri di kamar, mengerjakan tugas atau hanya sekedar berleha-leha, Gongmyung tidak peduli.


"Berangkat dari jam berapa lu kak?" tanpa mengucap salam, Doyoung langsung menembak pertanyaan pada kakaknya. Ia tersenyum cukup lebar, rasanya asing namun juga menyenangkan melihat kakaknya itu duduk di ruang tamu kosnya.

HIMPUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang