satu

69.7K 3.6K 58
                                    

"Jadi Hanna sakit, sih."

Gadis berambut hitam itu bersuara. Beberapa gadis lain mengangguk setuju akan opini itu.

"Tapi Regan emang lebih cocok sama Agis gak sih? Mereka jadi saling ngelengkapin," ujaran itu juga diangguki oleh yang lain.

"Ya tapi tetep kasian Hanna lah, anjir!"

"Mana udah di-ewe," ucapan frontal Kayla membuat beberapa temannya tertawa.

"Ini kalo di real-life udah halal buat digebukin nih Si Regan," ucapan itu kembali mengundang gelak tawa.

"Kalo gue jadi Hanna, minimal gue tendang tuh kontolnya."

"Astaga, Kayla!"

"Kayla ih, mulutnya!"

Kayla yang mendapatkan sorakan dari teman-temannya cengengesan.

"Kalian jangan sok suci ya. Bacaan kalian juga dark romance sama delapan belas plus gitu. Sok sokan suci!"

Gelak tawa terus terdengar dari gerombolan empat orang yang berada di pojokan kelas.

Keempat orang itu adalah Kayla, Tari, Mella, dan Jihan. Keempat orang itu adalah pecinta web-novel di aplikasi oren dengan genre dark romance.

Hampir seluruh cerita di aplikasi oren dengan genre dark romance telah mereka baca. Baik yang delapan plus maupun yang bocil friendly.

Keempatnya bahkan memiliki grup whatsapp yang isinya membahas mengenai cerita cerita dark romance dan menggibah tokoh-tokoh di dalamnya.

Tidak hanya secara online, keempatnya juga sering kali membahas ketika jam istirahat maupun jam kosong saat di sekolah.

"Mungkin gak sih, kalo si Regan nyesel udah ngelepas Hanna?" Kayla menyeletuk.

"Mungkin aja, kalo Regan waras. Sayangnya, dia gak waras," Mella menjawab.

"Tapi plot kayak gini tuh pada akhirnya Agis yang jadi sasaran ke gendengan si Regan, kan?" Jihan menatap satu persatu temannya.

"Ya iyalah. Apalagi? Kalo sama Hanna kurang greget. Soalnya jalannya udah mulus banget. Udah sama-sama tau tabiat masing-masing. Mana Hanna bucin banget, mau diapain juga kalo pelakunya Regan pasti nurut. Kalo sama Agis, tantangannya banyak banget," Mella berceloteh menjawab.

"Tantangan keluarga beda kasta, tantangan sikap yang harus keliatan normal seenggaknya sampe Si Agis udah pasti gak ninggalin Regan. Dan tentu saja, tantangan melawan second male lead," Mella melanjutkan sembari memainkan jarinya sebagai penanda jumlah sesuai dengan yang ia sebutkan.

"Emang second male lead-nya siapa?" Tari bertanya.

"Adelio. Temen dari kecilnya si Agis," jawab Mella enteng.

"SERIUS?" Tari dan Jihan berteriak kompak.

"Aduhh, jangan teriak-teriak dong," dumel Mella sembari mengusap telinganya. "Iya, Si Adelio. Ada banyak cowok sih, tapi yang bertahan sampe akhir cuma si Adelio."

Kayla hanya menyimak, tidak begitu paham siapa Adelio. Karena ia baru membaca prolog dari web-novel dark romance yang sedari tadi jadi topik pembicaraan mereka.

Dari mereka berempat, hanya Mella yang telah menamatkannya. Tari dan Jihan entah telah baca sampai mana, tapi Kayla menjadi satu-satunya yang baru membaca prolognya saja.

Ia belum ingin melanjutkannya. Ikut sakit hati membayangkan perasaan Hanna.

Entah bagaimana konsep penulis dalam membuat prolog. Tapi menurutnya, prolog web-novel dengan judul 'Agista' itu begitu menonjolkan sosok Hanna.

HannaWhere stories live. Discover now