tiga belas

43.1K 2.7K 26
                                    

"Nanti pulang sama gue."

Hanna yang tengah menikmati roti panggang di piringnya mendongak menatap Regan yang juga tengah memakan sarapannya.

"Berangkat juga?" Hanna menjawab sembari kembali fokus pada makanannya.

"Terserah, gue paksa juga lo kabur," jawab Regan tanpa mau sekedar melirik ke arah Hanna.

"Yaudah, bareng aja," Hanna menatap Regan cukup lama.

"Heem."

Keduanya kembali fokus pada makanannya masing-masing.

"Nanti pulang sekolah sekalian ke butik, nyari dress buat dinner," sekali lagi cowok itu berkata tanpa melirik sedikitpun ke arah Hanna.

"Malem aja ke butiknya," Hanna membalas sembari meraih segelas susu putihn di depannya.

"Terserah," jawab Regan sekenanya.

Hanna yang melihat tingkah Regan tidak seperti biasanya mengerutkan kening bingung.

Ada apa gerangan dengan cowok itu?

••••

"Hanna, sorry banget, ya?"

Hanna menatap Felia yang mengamit kedua lengannya sembari memohon-mohon untuk dimaafkan.

"Sorry kenapa sih?" tanyanya yang heran melihat tingkah teman sebangkunya itu.

"Gara-gara gue, lo sampe ga masuk ke sekolah kemarin. Ga masuk sekolah kan bagi lo mimpi buruk," Hanna memutar bola matanya.

"Yaelah, bukan gara-gara lo. Emang guenya aja yang gak bisa kena angin malem, tapi sok-sokan keluar malem," Hanna berusaha melepaskan kamitan tangan Felia.

"Ya tapi kan tetep aja, gue yang ngajak," Felia masih setia menatap Hanna dengan raut bersalah.

"Udah gapapa. Bukan salah lo. Gue sendiri juga mau kan lo ajak," Hanna menatap Felia, berusaha meyakinkan gadis itu jika itu bukan salahnya. "Lagian kemarin seru kok!"

"Iya, kan?!" sahut Felia dengan pekikan senang.

Hanna mengangguk menanggapinya.

"Lain kali lagi, tapi please tahan gue buat gak minum banyak-banyak. Gak enak banget hangover-nya," Felia melepaskan lengan Hanna dan menatapnya jengah.

"Yee, lo udah gue tahan ya. Malah lo ngusir gue tau!" Felia mendorong bahu Hanna ke depan.

Hanna yang mendengar penuturan Felia menampakkan cengiran lebar.

"Han!"

Hanna menaikkan alisnya ketika Felia merubah ekspresinya menjadi serius.

"Gue mau cerita."

"Cerita aja. Gue dengerin," Hanna menatap Felia, menunggu gadis itu bercerita.

"Kemarin gue pulang sama Gading," Hanna melotot mendengar kalimat yang keluar dari mulut Felia.

"Gading?!" ulang gadis itu cukup kencang, membuat Felia kelabakan.

"Sssttt, jangan kenceng-kenceng, bego!" Hanna meringis ketika pundaknya ditabok oleh Felia.

"Gading? Gading yang itu?" Hanna menatap Felia tak percaya sembari menunjuk tempat duduk Gading. "Gading temennya Regan?"

Felia memejamkan matanya dengan sudut bibir terangkat menampakkan senyuman paksa. Ia mengangguk ketika matanya telah terbuka.

Hanna yang mendapatkan kode sebagai tanda pembenaran menganga.

"Kalian sering pulang bareng?"

"Dia sering nawarin sih selama kita sebangku. Tapi berhubung gue selalu bawa kendaraan sendiri, baru kesampean kemarin. Soalnya kemarin pagi gue masih rada pusing, jadi dianter," Hanna semakin menganga mendengarnya.

HannaWhere stories live. Discover now