tiga puluh dua

10.4K 1.3K 123
                                    

Regan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya penuh dengan kemungkinan-kemungkinan buruk mengenai Hanna yang tengah berada di club bersama Cakra.

Ia tidak masalah jika gadis itu pergi ke club, asalkan ia tahu dan masih dalam pengawasannya.

Felia yang ia beri pesan untuk mengabarinya jika mengajak Hanna pergi ke club juga tak memberinya kabar.

Apakah Hanna memang pergi ke club bersama Cakra alih-alih dengan Felia?

Tapi, memangnya sejak kapan keduanya akrab?

Sampai di parkiran club, Regan segera turun dan melepas helm-nya.

Langkah kaki panjangnya segera membawa sosok itu masuk.

Tujuan pertamanya adalah rooftop.

Tidak salah lagi jika foto yang ia lihat sebelumnya di ponsel Vicky, pasti berlatarkan rooftop.

Cowok itu celingukan untuk mencari sosok Hanna di antara beberapa kumpulan orang yang berada di rooftop.

Nihil.

Ia tak menemukan Hanna.

Kemana gadis itu?

Pikiran-pikrian negatif mendadak memasuki otaknya, membuat perasaannya makin tidak karuan.

Dengan segera ia turun, mencari Hanna di segala sudut ruangan.

Brak!

Suara bising dari suatu benda yang jatuh itu menarik perhatian Regan.

Keningnya berkerut saat melihat tubuh seorang gadis oleng dan ditangkap oleh sosok lain yang seorang laki-laki.

Langkahnya mantap menghampiri kedua sosok itu karena ia yakin mereka adalah Hanna dan Cakra dilihat dari siluet dan pakaian keduanya.

"Lepasin!"

Dengan kasar, Regan segera menarik kencang tangan Cakra yang memegangi pinggang Hanna.

Cakra yang diperlakukan seperti itu sempat kaget, namun kemudian menahan senyum miringnya.

"Kalo gue gak mau?" Cakra menaikkan sebelah alisnya sembari semakin mengeratkan tubuh Hanna yang lemas ke arahnya.

Hanna yang mulai berkurang kesadarannya menggeliat, tubuhnya gerah. Ia butuh udara.

Regan yang melihat itu mengerutkan keningnya semakin dalam.

Dilepaskannya paksa tangan Cakra dari tubuh Hanna, menarik tubuh Hanna agar berdiri di belakangnya.

Buk!

Buk!

Buk!

Tanpa aba-aba, Regan melayangkan bogemannya menghantam rahang Cakra hingga membuat cowok itu tertoleh.

Bruk!

Regan menarik kerah Cakra dan mendorong tubuh cowok itu hingga membuatnya terduduk di sofa.

"Sekali lagi lo nyentuh Hanna. Lo beneran habis di tangan gue!" ucap Regan dengan rahang yang mengeras dan nafas yang memburu, membuat kalimatnya terdengar penuh dengan ancaman.

Tidak ingin membuang banyak waktu, Regan segera menarik tangan Hanna yang sempoyongan untuk keluar dari club.

Andai saja Hanna tidak mabuk, mungkin Cakra telah benar-benar habis di tangannya saat ini.

"Aduh, pelan-pelan!" ucap Hanna tidak jelas yang kewalahan mengikuti langkah Regan.

"Lepasin ah!" sentak Hanna sembari menarik tangannya dari genggaman Regan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 26 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HannaWhere stories live. Discover now