sepuluh

49K 3.5K 24
                                    

komen lah
g komen, gw gibeng satu satu🖕🏻

••••

Regan akhirnya dengan terpaksa ikut bersama teman-temannya yang mengajaknya pergi ke club.

Awalnya ia menolak, takut jika memperparah pertengkarannya dengan Hanna yang sepertinya bukan membaik tapi malah makin parah setelah kejadian dimana Regan meninggalkan tasnya di kamar Hanna.

Tapi, seolah tidak menerima penolakan. Teman-temannya datang menjemputnya dengan paksa.

Mau tidak mau, Regan berangkat. Ia pastikan tidak akan mabuk hingga teler seperti sebelumnya.

Ia pastikan, ia akan pulang dengan keadaan yang masih sepenuhnya waras dan sadar.

Regan duduk di salah satu sofa yang telah di-booking teman-temannya sebelumnya. Ia sibuk memperhatikan ketiga temannya yang terus menegak minuman beralkohol yang telah dipesan.

Regan menoleh pada Joel yang diam sembari memainkan ponselnya. Seperti biasa, cowok pendiam itu selalu menjadi yang paling sedikit minum.

Joel selalu menjadi penjaga ketika keempat temannya sudah mabuk semuanya.

Ia selalu hanya datang, duduk, memainkan ponsel dan sesekali memperhatikan teman-temannya. Sesekali ia ikut minum, tapi tidak pernah habis banyak.

Cowok dengan potongan rambut curtain itu ikut menoleh menatap Regan, kemudian menaikkan sebelah alisnya.

Regan menggeleng kemudian membuang mukanya.

"Gak minum?" Joel bertanya ketika sadar Regan sedari tadi tidak minum.

"Lagi gak pengen," sahutnya sembari mengeluarkan ponsel dan memainkannya.

Joel mengangguk, kemudian mengedarkan pandangannya. Keningnya berkerut saat matanya menemukan sosok yang familiar.

"Reg," Regan berdehem menanggapinya. "Bukannya itu Hanna?"

Regan sontak menoleh menatap Joel, kemudian ikut mengalihkan pandangannya ke arah yang ditatap Joel.

Di depan sana, di lantai dansa yang penuh akan gerombolan orang menggerakkan tubuhnya selaras dengan irama. Terdapat sosok yang begitu ia kenal.

Hanna, gadis dengan gaun satin selutut berwarna broken white. Gaun yang menampakkan lekukan tubuhnya, yang hanya tergantung berkat tali tipis di pundak.

Regan melebarkan matanya saat melihat tubuh gadisnya ditahan oleh sosok yang juga tak asing untuknya.

"Itu Cakra, kan?" Regan menoleh ke arah Joel, kemudian segera bangkit saat mendapat anggukan dari Joel.

Cowok itu melangkah cepat, menghindari orang-orang yang bisa saja ia senggol maupun menyenggolnya.

Keningnya berkerut saat melihat Cakra mendekatkan telinganya ke arah bibir Hanna.

Entah kenapa, amarahnya naik. Rasanya ia ingin segera menarik Hanna kepelukannya dan meninju wajah sok ganteng milik Cakra.

Cakra Ravindra Aditama.

Anak dari Keluarga Aditama, yang menjadi rival bisnis keluarga Widjaja. Yang Regan tahu, cowok itu bersekolah di SMA Trisatya dan terkenal sebagai sosok playboy.

Ia harus segera menjauhkan Hanna dari cowok bajingan itu.

"Jauh-jauh dari cewek gue!"

Regan menarik pinggang Hanna hingga gadis itu menjauh sepenuhnya dari Cakra. Dengan tajam, Regan menatap sosok yang masih membungkukkan tubuhnya selepas Hanna ia tarik.

HannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang