sembilan

46.3K 3.6K 24
                                    

komen ga lo?!
ga komen, ak ngambek

•••••

"Ntar malem main, yuk?!"

Hanna menoleh ke arah Felia yang baru saja tiba dan langsung duduk di bangkunya.

"Main kemana?" tanya Hanna dengan kedua alis naik penasaran.

"Ke club," Felia menjawab sembari berbisik di telinga Hanna.

"Lo gila?!" pekikan Hanna mengundang beberapa pasang mata. Felia yang menyadari itu menepuk jidatnya pelan.

"Duh, jangan kenceng-kenceng, Hanna," Felia mendelik ke arah Hanna.

"Ya lagian, ngawur banget congor lo," balas Hanna nyolot dengan sedikit berbisik.

"Ngawur darimananya, sih? Kita berdua udah mau umur 17, nyoba main ke club juga sabi, kali," Felia menatap Hanna santai, seolah perkataannya bukan hal mengejutkan.

Hanna terdiam, tiba-tiba rasa penasarannya membuncah. Bagaimana rasanya main ke club?

Ide yang bahkan tidak pernah terbesit di pikirannya ketika menjadi Kayla, membuatnya penasaran saat kondisi Hanna begitu mendukungnya.

Tidak tinggal bersama orang tua, tidak terikat peraturan tentang pulang malam, dan juga keluarga Sutedja sendiri punya club. Jadi, bukankah mencoba bermain ke club bukan masalah besar untuknya?

"Gimana?" pertanyaan yang keluar dari mulut Felia membuat Hanna kembali sadar dari lamunannya.

"Boleh, deh. Ntar jemput ya," Hanna menatap Felia dengan antusias.

"Gampang itu mah," Felia tersenyum puas. "Regan aman?"

"Gausah dipikirin kalo itu mah," Felia mengangguk paham mendengar jawaban Hanna.

Entah mereka sudah baikan atau belum, itu urusan Hanna. Tidak mungkin juga keduanya terus-terusan tidak akur dalam waktu lama dengan keadaan keduanya tinggal satu atap.

Ia percaya, Hanna bisa meng-handle Regan seperti yang sudah-sudah.

••••

Hanna mematut dirinya di depan cermin. Mengamati pantulannya yang terbalut gaun broken white berbahan satin di atas lutut yang begitu pas di badannya.

Ia juga menambahkan outer crop berbahan tille berwarna senada. Tidak lupa dengan make up tipis yang menambah kesan seksi di wajahnya serta rambut yang telah dicatok sebelum dibiarkan tergerai bebas.

Ting!

Hanna meraih ponselnya, menyalakan layarnya dan menekan notifikasi i-message yang dikirimkan Felia.

Felia

|dah sampe bos

ok, gue turun |

Setelah mengetikkan balasan itu, Hanna menyempatkan diri untuk mengenakan parfum di beberapa titik kulit tubuhnya kemudian segera meraih shoulder bag-nya sebelum keluar dari kamar.

Gadis itu menuruni tangga hingga ke lantai satu dan keluar dari rumah, melewati gerbang dan segera masuk ke dalam mobil CRV hitam milik Felia.

"Waduh, keknya yang semangat banget mau nge-club," komentar Felia ketika melihat penampilan menawan Hanna.

"First time must be excited!" sahut Hanna bersemangat.

Felia terkekeh mendengar nada excited Hanna. Kemudian ia segera menyalakan mesin mobilnya.

HannaWhere stories live. Discover now