delapan

49.2K 3.7K 55
                                    

Drrttt drrttt drrrttt

Suara getaran ponsel mengalihkan perhatian Hanna yang tengah memainkan ponselnya di atas ranjang.

Kepalanya menoleh ke arah sumber suara, meja belajarnya. Dengan malas ia berdiri dan mendekat, memeriksa apakah itu berasal dari ipad-nya atau dari mana. Karena ponselnya sedari tadi ia pegang.

Melihat ipad-nya tetap mati, ia kemudian sadar bahwa getaran itu berasal dari tas hitam yang berada di sana.

Getaran itu berhenti, kemudian terdengar lagi setelah beberapa saat.

Hanna melirik pintunya, kemudian meski ragu ia membuka resleting tas yang menjadi sumber getaran.

Ia melihat ponsel bercase hitam yang menunjukkan ada panggilan masuk dari kontak bernama 'Vania'.

Hatinya sedikit mencelos mengetahui seorang gadis yang menelepon.

Clek!

Hanna menoleh, menemukan Regan yang membuka pintu kamarnya dan menatapnya.

Cowok itu melirik tangannya, kemudian segera mendekat dan menyahut benda pipih yang digenggam Hanna.

"Santai aja kali," Hanna menatap Regan. "Panik banget, kayak kepergok selingkuh," gadis itu berbalik dan melangkah kembali ke kasurnya.

Regan menatap Hanna rumit, kemudian berbalik hendak kembali keluar.

"Jangan lupa seragam sama tas lo. Ngerusak pemandangan," perkataan ketus itu diucapkan Hanna tanpa menoleh sedikitpun pada Regan.

Clek!

Baru setelah suara pintu kembali tertutup, gadis itu menoleh. Matanya bergulir ke arah meja belajarnya yang masih terdapat seragam dan juga tas milik Regan.

Ia menghela nafas, ia jadi kesal sendiri karena merasa kesal tanpa alasan yang jelas.

Bosan memainkan ponsel, ia menyalakan lagu keras-keras.

Hanna membanting ponselnya ke sembarang arah, yang tentunya masih di ranjang. Kemudian menjatuhkan kepalanya dengan wajah yang terbenam di kasur.

Cukup lama, akhirnya ia membalikkan tubuhnya agar terlentang. Sesak juga lama-lama membenamkan wajahnya di kasur.

Mata Hanna yang semula terpejam karena menikmati lagu, mendadak membelalak saat tiba-tiba Regan sudah berada di atasnya dengan kedua tangan yang berada di sisi kepalanya.

Smirk Regan membuat Hanna merasa was-was. Gadis itu mendorong dada Regan, berusaha membuat cowok itu menjauh dan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Minggir, Reg!"

Bukannya minggir, Regan malah mencekal tangan Hanna yang berada di dadanya.

Cowok itu menarik tangan Hanna agar terangkat mendekat ke bibirnya. Dikecupnya telapak tangan Hanna, kemudian jempol mungilnya dikulum.

Wajah Hanna mengerut merasakan jempolnya basah. Sungguh, apa cowok ini hilang akal karena ketahuan selingkuh jadi seperti ini?

Hanna berusaha menarik tangannya, ingin segera mengamankan tangannya yang suci dari mulut najis Regan.

"Lo apa-apaan sih, Reg? Jijik tau gak?"

Regan melepaskan tangan, membiarkan Hanna mengelap jempolnya yang basah dengan kaos yang ia kenakan.

"Lucu banget sih," Regan menatap Hanna dengan pandangan yang Hanna tidak mengerti.

Sedangkan Hanna, semakin mengerutkan wajahnya jijik mendengar perkataan Regan yang menurutnya sangat menyimpang dengan konteks yang ia bahas sebelumnya.

HannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang