lima

53.9K 3.9K 19
                                    

"Hanna!"

Sebuah suara yang memanggil namanya membuat Hanna menoleh. Baru saja ia keluar dari mobil, tapi sudah dihampiri oleh seorang gadis berambut hitam.

"Felia?"

"Halah, kayak baru liat gua aja!" Hanna meringis pelan saat lengannya dipukul oleh sosok itu. "Pasti lo kangen gue ya? Sampe kayak gitu responnya!"

Hanna tertawa renyah melihat betapa cerianya sosok Felia.

Ini jauh dari ekspektasinya, tapi ia bersyukur. Teman seperti Felia sangat amat ia butuhkan, untuk membantunya lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.

"Yuk, masuk!" Felia merangkul pundak Hanna. "Temenin gue nyalin jawaban lo," lanjutnya sambil memamerkan gigi putihnya.

Hanna yang mendengar itu memutar bola matanya, tapi tak urung ikut tersenyum.

Keduanya berjalan bersama masuk ke dalam area sekolahan. Pemandangan itu cukup menyita perhatian penghuni sekolah lainnya.

Pasalnya, Hanna menjadi salah satu sosok terkenal di SMA Aksara Jaya karena tampak sering terlihat bersama dengan Regan, si Most Wanted sekolah.

Namun, ada apa hari ini?

Kenapa gadis cantik itu datang bersama dengan temannya? Bukan bersama Regan?

Apa mereka putus?

"Kata Gading, Regan kemarin ke rumah si Farrel. Berantem ya, lo sama dia?" pertanyaan Felia mengundang kerutan di wajah Hanna.

"Apa hubungannya?" tanya Hanna acuh, seolah tidak peduli. Membuat rasa penasaran Felia, semakin membumbung tinggi.

"Lah?"

Hanna menoleh ke arah sampingnya, menatap bingung Felia yang menatapnya aneh.

"Kenapa sih?"

"Lo aneh, anjir," umpat Felia pada sahabatnya itu.

"Aneh kenapa?" tanya Hanna yang masih tidak mengerti.

"Ya lo malah tanya hubungannya apa. Padahal harusnya lo yang paling tau, hari minggu tuh hari sakral buat kalian berdua!" Hanna mengerutkan keningnya makin tidak mengerti.

"Apaan sih? Coba jelasinnya yang detail!" tuntut Hanna.

"Han, lo sendiri yang selalu bikin agenda di hari minggu kalo lo sama Regan bakal habisin waktu bareng entah keluar atau di rumah aja. Ya kalo hari minggu aja Regan ke rumah Farrel, keharmonisan rumah tangga kalian patut dipertanyakan, lah!" Felia menatap Hanna gemas, greget sendiri dengan tingkah sahabatnya yang mendadak bego.

Sedangkan Hanna yang mendengar penjelasan Felia tampak mengerutkan wajahnya jijik. Sedikit merinding mendengar kata 'rumah tangga' yang dimaksudkan untuknya dan Regan.

Kenapa pula Hanna membeberkan fakta bahwa keduanya tinggal bersama kepada orang lain?

Walau hanya pada Felia, harusnya ia malu. Bukankah bisa saja Felia berpikir bahwa keduanya bertingkah aneh-aneh jika tinggal berdua?

"Sumpah ya, stop ngomong kayak gitu. Merinding gue!" Hanna melepaskan rangkulan Felia pada pundaknya. Kemudian melangkah lebar, meninggalkan Felia yang langsung menyusul.

"Kalian berantem beneran?" pertanyaan itu diabaikan. "Pantesan aja lo berangkat sendiri!"

Hanna berusaha terus melangkahkan kakinya tanpa memperdulikan perkataan Felia.

"Tapi kata Gading, cowok lo uring-uringan tau kemarin!"

Hanna menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya keras-keras. Berusaha memberikan kode pada gadis di sampingnya bahwa ia terusik.

HannaWhere stories live. Discover now