10: Insekuritas Kara

25.4K 2.5K 16
                                    

Once an introvert meets a new world, an introvert start to feel uncomfortable. Then, insecurity will haunt the introvert's life. So the introvert will think twice to face it more.

- Said by me,
who write those words.

And Kara has agreed that fact.

=======

Dalam satu bulan terakhir, Kara harus mengakui bahwa hidupnya tidak lagi sama. Sejak Kara mengenalnya. Lelaki berkacamata dengan lesung pipit menawan kala tersenyum.

Alzafran Putra Malik. Zafran.

Lelaki berusia 28 tahun, kelahiran Bandung. Sahabat dari Dennis Andra, aktor FTV favorit Kara. Keponakan dari teman arisan Bunda yang paling ceriwis, Bu Naya. Menghabiskan masa kecil di Bandung hingga jenjang SMA, lalu hijrah ke Jakarta untuk kuliah. Kembali ke Bandung dua tahun lalu untuk melanjutkan studi sambil mengembangkan beberapa usaha.

Setidaknya itu yang Kara ketahui dari sosok Zafran.

Tapi...

Mau sebanyak apapun informasi yang dia dapatkan mengenai kehidupan lelaki itu, Kara masih merasa belum mengenal Zafran. Kara belum bisa menyentuh Zafran sepenuhnya. Maksudnya, bukan menyentuh Zafran secara fisik.

Kara merasa belum bisa menyentuh Zafran dari sisi kehidupan lain seorang Zafran. Dia tidak pernah cerita soal keluarganya, selain Bu Naya.

Itu sebabnya Kara terus meragu untuk menerima. Itu adalah alasan Kara masih saja enggan menjawab pernyataan suka Zafran yang sudah berulang kali dia lontarkan dalam satu bulan ini. Terlepas dari pernyataannya ketika

Dimulai dari kejadian Zafran yang mengaku sebagai calon tunangan Kara di kantor tempat Kara bekerja. Bahkan di hari yang sama, Zafran mencuri satu hal yang selama ini masih suci belum terjamah dari Kara. Bibirnya bersentuhan dengan milik Zafran.

Hari itu, seketika, perasaan asing yang enggan menetap di dalam diri Kara mulai memaksa untuk tinggal.

"Kamu ternyata mengharapkan ini ya?" Bisik Zafran seraya menggoda, begitu wajahnya kembali berjarak sejengkal dari wajah Kara.

Kara benar-benar tidak menyangka kalau otaknya tidak sependapat dengan hatinya. Entah salah kerja otak atau hati, yang menginginkan hal itu terjadi.

"Isssh!" Kara baru menyadari kalo posisi mereka terlampau rapat tanpa celah. Zafran tidak lagi mencubit pipinya, namun jarak mereka masih saja berdekatan satu sama lain.

"Aku ke sini mau ngasih tau. Mungkin selama satu bulan ke depan, aku nggak di Bandung."

"Memangnya kakak mau kemana?" Kara tidak bisa untuk tidak bertanya. Diam-diam, Kara ingin tahu. Siapa tau Zafran akan memberitahunya.

Zafran mengulas senyum. "Ada deh. Ke satu tempat. Ada yang harus aku urus."

"Oh," gumam Kara pelan.

"Marah ya?" Zafran menyadari sikap Kara mendadak dingin.

"Enggak kok." Jawab Kara singkat.

"Bohoooong." Zafran menyadari kalau perempuan di hadapannya memang kesal. "Kamu pasti marah sama aku. Apa karena aku nggak bilang kenapa bakal nggak di sini dalam kurun waktu satu bulan? Atau..." Zafran kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Kara. "Yang tadi kurang lama ya?" Tanyanya bernada usil seraya mengedipkan sebelah matanya.

Kejar TenggatWhere stories live. Discover now