Epilog

37.4K 2.5K 130
                                    

Happy reading semuanya 😊😊

Jangan lupa tinggalkan jejakmu..

================

"Kara,"

"Iya Bun?"

"Kapan Bunda bisa dapat cucu dari kamu?"

Kara hanya bisa menepuk jidatnya. Baru saja menikah satu bulan lamanya, Bunda kembali menanyakan pertanyaan yang membuatnya bingung mau menjawab apa.

"Errr... sesegera mungkin Bun."

"Sesegera mungkin itu kapan?"

Kali ini, tidak ada rasa jengkel setiap Bunda bertanya demikian. Toh dia bukannya menunda, tapi menunggu waktu yang tepat.

Kara juga nggak tahu, Bun. Kara juga ingin Bunda melihat cucu Bunda, buah cinta Kara bersama Zafran...

***

"That's how the story begin, my girl."

Gadis remaja tanggung itu terpesona mendengar keseluruhan cerita Bunda-nya. Sungguh romantis. Terlepas dari kisah itu benar terjadi atau tidak.

"That's sweet, Bunda."

Perempuan berusia 40an itu mengulas senyum. "Sure. Zaman sekarang mungkin tidak ada lagi lelaki seperti dia, yang Bunda ceritakan."

Gadis remaja itu langsung menggeleng. "Nggak, Bunda. Aku yakin suatu saat nanti masih ada lelaki seperti yang Bunda ceritakan."

Perempuan yang gadis itu panggil Bunda tersenyum. "Semoga saja ya sayang. Semoga kamu mendapatkan pasangan yang tidak jauh berbeda dengan kisah yang Bunda ceritakan ya."

Gadis itu ikut tersenyum lebar.

"Semoga saja, doa Bunda didengar, lalu dikabulkan. Siapa yang tidak bahagia punya menantu sesempurna itu? Ya kan, Arista?"

Gadis remaja bernama Arista itu tersenyum.

"Ini bukan kisah Bunda sama Ayah?"

Bunda malah tertawa. "What do you think?"

Arista berpikir keras. "Hemm, kalau ngeliat Ayah sih kayaknya nggak. Atau karena Ayah nggak pernah memperlihatkan sisi manisnya ke aku sama Kak Fajar?"

Bunda melirik lelaki yang tengah asyik membaca majalah bisnis melalui tablet PC. "Ayah, jawab nih pertanyaan anaknya."

Sosok laki-laki paruh baya yang masih terlihat sama gagahnya ketika Bunda bertemu dengannya kali pertama menoleh. Dia meletakkan tablet PCnya, ikut duduk bersama istri dan anak perempuannya di sofa yang sama.

Alzafran Putra Malik dengan rambut hitam yang mulai memutih di bagian samping. Lelaki itu memilih duduk di samping anak gadisnya sambil memeluk bahu gadis itu dengan sayang. Dia membenarkan kacamata ganggang tebal yang masih saja setia menemani hingga detik ini. Teknologi laser untuk menghilangkan minus mata selamanya tidak pernah ia coba.

Kejar TenggatWhere stories live. Discover now