18 (#1): Membuka Diri

21.4K 2.3K 41
                                    

Maaf ya jadi bagi dua, baru siap setengah 😧
Happy reading 😊

Mulmed:
RAN - Jadi Gila (source: Youtube)

==================

If you're really love her, ya gercep!

- Arvia Nova Safitri

==================

Mungkin, ini pertama kali dalam hidup seorang Bagas Gavian melihat lelaki di sebelahnya begitu jauh dari kata baik-baik saja.

Rambut kusut. Tidak tertata rapi.

Mata berkantung di balik kacamata tebalnya.

Dagunya kasar karena rambut-rambut halus yang tumbuh.

Wajahnya kuyu seperti orang kurang tidur.

Setidaknya, Bagas berhasil membuat Zafran berganti pakaian sebelum berada di mobil yang membawa keduanya menuju satu tempat. Berkat nama Kara yang dia sebut, setelah berulang kali Zafran menolak tawarannya.

"Bagas, menurut lo, ini ide yang bagus?" Tanya Zafran tidak yakin.

"Ho oh. Elo mau selamanya di kantor lo dengan tampang seperti ini?" Bagas balik bertanya diiringi lirikan yang memperhatikan Zafran dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Kalo elo nggak bisa ngomong langsung, lo minta bantuan aja. Makanya gue ajakin lo sekarang."

"Tapi," Zafran menelan ludah, "kalo gue dimaki gimana?"

"Ya resiko lah itu mah. Lo juga sih, bikin perkara."

Jawaban Bagas sukses membuat Zafran bungkam. Hatinya tidak juga tenang sepanjang perjalanan.

***

Siang ini, mereka berada di salah satu kedai kopi merk terkenal di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Zafran dan Bagas bertemu dengan Arvi, yang sejak awal memamerkan senyum judes. Tidak hanya pada Zafran, Bagas juga kena getahnya.

"Kalo elo ketemu gue demi membujuk Kara buat ngomong lagi ke elo, lo salah langkah!"

Usai mendengar kisah singkat Zafran dan Kara saat kencan minggu lalu, Arvi merespon dengan nada berapi-api begitu meletakkan cup ice americano-nya dengan kasar di atas meja, usai meneguk setengah isi. Matanya berkilat marah, tangan kirinya yang bebas mengepal erat. Sesekali, perempuan itu membenarkan bagian pengelangan tangannya dari bajunya yang ketat membentuk lekuk tubuh.

Setelah satu minggu berlalu, Zafran keluar dari tempatnya bergalau ria dalam satu minggu terakhir berkat Bagas, teman SMAnya. Awalnya, Zafran berniat untuk meminta pertolongan Arvi agar bisa memberinya sedikit semangat untuk membujuk Kara. Tapi yang ada, Arvi malah menyerangnya dengan galak. Tidak peduli usia mereka yang berbeda empat tahun, Arvi seolah kehilangan tata krama dalam menyapa sosok yang lebih tua darinya.

"Sayang, kamu kenapa sih bawa dia ke sini? Kan aku maunya kamu aja!" Kini, giliran Arvi yang menyerang kekasihnya, Bagas. Nadanya merajuk manja, tapi kesan menyerang masih terasa.

Bagas hanya menggaruk kepalanya. Dia tidak berani menjawab pertanyaan Arvi yang tengah kesal luar biasa.

Singkat cerita, Bagas mengajak Zafran untuk menemaninya ke bandara. Selama satu minggu terakhir, Bagas tidak tahan melihat wanitanya bete berat. Emosinya tidak kunjung membaik karena perang dingin kekasihnya dengan sahabatnya. Begitu Bagas menghampiri Zafran di kafenya, lelaki itu tidak kalah kacau. Bahkan menurut penuturan manajer kafe, Zafran lebih banyak menghabiskan waktu di ruangannya. Tidak seperti biasa, ikut terjun melayani konsumen dan mengawasi kinerja karyawan. Pada dasar itulah, Bagas mengajak Zafran ke bandara agar Zafran bisa bicara dengan Arvia.

Kejar TenggatWhere stories live. Discover now