21: Bahagia?

22.5K 2.4K 27
                                    

Hi! Masih ada pembaca Kejar Tenggat di sini?

Sesuai perkataan aku di conversation, Kejar Tenggat yang masih berupa draft aku unggah kembali. Tapi berkala ya, nggak sekaligus.

Jangan lupa vote dan komennya ya!

P.S dari Kara:
Jangan lupa mampir ke lapaknya Kak Karen, Go Back or Gobaek (?) 😊😊

Mulmed:
Jason Mraz - Love Someone


Tertawa bersama, seolah dunia hanya milik mereka berdua. Beban seolah tidak pernah datang begitu mereka bersama.  

- A -

===========================

Satu minggu kemudian...

Rasanya sudah lama sekali tidak menghadiri acara yang dulunya Kara hindari mati-matian. Maksudnya, sempat Kara hindari. Datang ke resepsi pernikahan.

Itu dulu.

Kalau sekarang, beda. Kara justru senang. Pergi ke resepsi orang bersama seseorang. Tentunya, dia berharap kalau pasangannya ini bukan pasangan seumur jagungnya.

"Aku nggak pernah menyangka bakalan datang ke resepsi orang sama pacar sungguhan aku." Komentar Kara sembari senyum sumringah.

"Pacar?" Zafran mengernyitkan keningnya dengan jahil, selagi mereka mengambil antrean menulis nama di buku tamu. "Bukannya calon suami?"

Kara langsung mencubit manja Zafran yang dia gandeng. "Ih narsis! Belum juga resmi tunangan juga."

"Bakal jadi kok. Liat saja, dalam waktu singkat, aku bakal datang ke rumah bawa seserahan." Dengan penuh percaya diri, Zafran mengatakannya.

"Beuh, yakin bakal diterima Ayah memang?"

Zafran tersenyum penuh kemenangan. "Yakin dong. Buat Kara, apa sih yang enggak."

"Dasar narsis!" sahut Kara.

"Tapi sayang kan?" Bisik Zafran, tepat di samping telinganya.

Kara sih, menjawab pertanyaan Zafran dalam diam. Tersirat dari senyuman manis yang terpancar dari wajah Kara, dengan kepala yang bersandar di lengan atas Zafran.

***

Satu minggu lalu...

"Bunda, kayaknya aku pulang telat."

Waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh malam ketika The Pals tutup. Nyaris seharian ini, Kara berada di The Pals untuk memperhatikan Zafran bekerja. Sebagai pemilik yang sengaja menyamar jadi pramusaji, lalu merangkap manajer kafe, ketika Pak Salim kewalahan menangani konsumen yang mengaku kurang puas dengan pelayanan salah satu pramusaji. Terakhir, Kara melihat Zafran bekerja di balik meja kasir, menggantikan petugas kasir yang pulang lebih awal karena sakit.

Dari cara Zafran bekerja, Kara bisa menilai kalau lelaki itu sangat mencintai pekerjaannya. Saking cintanya, Zafran fokus bekerja hingga cenderung mengabaikan dirinya yang terkurung lama di ruangan Zafran. 

"Nanti Bang Zafran yang ngantar pulang." Kara melirik ke arah Zafran. Lelaki itu masih dibalik mini bar, membelakanginya. "Bunda jangan khawatir. Habis ini, aku sama Kak Zafran bakalan pulang kok."

Kara mendengar lagi balasan Bunda dengan mata melotot. Seumur hidupnya, Kara baru kali ini mendengar Bunda bicara dengan nada khawatir padanya. Bukan karena pulang malam, tapi karena beliau mengkhawatirkan kencan anak gadisnya.

Kejar TenggatDonde viven las historias. Descúbrelo ahora