17: Problem Solving

22.7K 2.4K 44
                                    

Mulmed:
Incognito - It's Just One of Those Things


==========================

Jangan pernah lari dari masalah, karena itu nggak bikin masalah jadi selesai. Satu lagi, lari dari masalah itu bikin rumit kehidupan kamu sendiri.

- Putri Hafisah Nugraha

======================

Lupakan soal Zafran dan kencan pertamanya yang gagal total, Kara masih punya banyak hal yang mesti dia lakukan pagi ini. Bekerja adalah salah satunya. Kegiatan yang selama satu tahun terakhir dia jalani.

"Bundaaaa, Kara pergi dulu ya." Kara pamit sambil mengenakan sepatu kerjanya.

Dari balik dapur, Bunda berseru, "Hati-hati sayang! Jangan sampai lupa kayak kemarin! Ingat dong kalau pulang tuh kunci pintu, jangan dibiarin ga dikunci!"

Mendengar omelan Bunda, Kara hanya bisa meringis. Nyaris saja rumahnya jadi sasaran maling karena keteledorannya. Mata Kara terlampau berat sampai menutup rapat di balik selimut. Salahnya pula yang terlalu larut dalam emosi sampai lupa mengunci pintu dan memberitahu Bunda kalau dia sudah pulang.

Untung Bunda pulang cepat semalam. Kalau enggak...

"Untung semalam, Zafran ngasih tau Bunda kalau kamu udah pulang," Bunda memotong prasangka Kara. "Jadi Bunda sama Ayah langsung pulang ke rumah. Kamu kenapa bisa nggak ngasih tau Bunda kalau udah pulang sih? Duh, nak." Decak Bunda kemudian.

Kara mengabaikan petuah Bunda selepas mengetahui Zafran memberitahu Bunda.

"Bunda bilang, Kak Zafran ngasih tau Bunda?" Gumam Kara mengulang ucapan Bunda. Cukup lama juga Kara mencerna informasi Bunda.

"Iya Kara. Bunda sama calon mantu Bunda kan akrab. Dia selalu komunikasi sama Bunda, makanya Bunda kesengsem sama dia."

Kara bisa merasakan telinganya berdenging hingga membuatnya hilang kesadaran sesaat. Bunda dan Zafran? Sedekat itu hubungan mereka selama ini?

Sejak kapan Zafran pedekate dengan Bunda?

Sejak kapan pula Zafran menghubungi Bunda tanpa sepengetahuannya??

Dan kenapa juga Bunda dengan enteng menganggap Zafran sebagai calon mantu???

"Bunda... segitu sukanya sama Kak Zaf?" Gumam Kara lirih. Bunda tidak mendengar ucapannya ketika mengantarkan bekal makan siang Kara.

"Oya, Zafran kenapa nggak nemenin kamu di sini kemarin? Kamu nggak takut semalam mati lampu satu RT?" Tanya Bunda selepas menyerahkan bekal makan siang Kara.

Kara baru tahu kalau semalam lampu mati. Pantas saja suasana sekitar rumah gelap gulita kemarin. Matanya buta karena kelampau emosi. Zafran juga tampak canggung ketika mencoba untuk menahannya di mobil lebih lama.

"Uhm, abis nggak enak Bun. Kak Zafran ada urusan."

"Ooh. Kontrol kafe barunya itu ya? Zafran juga bilang sama Bunda kalau dia bakalan sibuk."

Jawaban Bunda membuat Kara lagi-lagi mengerutkan dahi. Sejauh apa sih komunikasi Bunda sama Zafran?

"Emm, yah, begitulah." Gumam Kara mengiyakan saja. Dia malas untuk bertanya pada Bunda. Nanti Bunda malah mikirnya yang aneh-aneh lagi.

"Terus kamu jadi mau nyerahin surat ke bos kamu?" Bunda merujuk pada surat pengunduran diri yang tidak sengaja beliau lihat di kamar.

Kara tersenyum miring. Hari ini, dia bertekad untuk mengakhiri rutinitasnya sebagai pekerja kantoran.

Kejar TenggatWhere stories live. Discover now