20: Deep-Knowing

27K 2.6K 32
                                    

Mulmed:
Stella Jang - Will You Know? (날 알아줄까?)
(OST I'm Not a Robot)

Putar deh mulmed-nya. Lagunya enak lho 😂😂

===================
More deep she knows him,
more deep she falls.

- A -

===================

"Why are you lying at me back then?"

Sebetulnya, ini bukan kali pertama Kara menginjakkan kaki di kafe ini. Fusion cafe dengan konsep yang tidak jauh berbeda dengan Oasis, rekan bisnis juga salah satu investor dari kafe usungan Zafran, The Pals.

"Padahal waktu pertama kali aku datang, kakak bilang tempat ini punya temen. Terus ayah kakak yang invest di sini. Nggak taunya, ini murni bisnis kakak?"

Zafran tertawa kecil. "Ya deh, aku ngaku salah. Waktu itu, aku pikir nggak akan ketemu kamu lagi." Rajuknya.

"Padahal abis itu ngajak jadian. Harusnya nggak usah bohong dong dari awal." Kara mengingatkan Zafran hari pertama mereka yang berakhir dengan kenekatan Zafran meminta Kara untuk jadi pacarnya.

"Habis, aku ngerasa nyantol begitu kita ngobrol lama. Kamu terlalu bagus untuk dilewatkan." Bisik Zafran sambil terkikik halus.

Kara tertawa kecil mendengarnya. "Emang aku barang apa?" Gumamnya di sela tawanya. Kara membiarkan Zafran menggenggam tangannya, saling menyilangkan jemari mereka. Menyatu. Kara bahkan tidak lagi risih ketika beberapa pekerja kafe Zafran mulai membincangkan Zafran dan dirinya.

Selama perjalanan, Zafran mengaku kalau dia belum pernah membawa pasangan ke tempat kerjanya. Jelas, mengingat beberapa tahun terakhir, Zafran memilih untuk tidak berpacaran dengan siapapun. Itu kata Zafran pada Kara. Kara sendiri tidak lantas percaya. Awalnya.

Melihat reaksi para pekerja, Kara yakin kalau Zafran mengatakan yang sebenarnya. Apa yang ada di dalam pikiran mereka setelah melihat Zafran begitu terbuka memperlihatkan statusnya? Kara jadi ingin mengetahuinya.

Zafran membawa Kara ke ruang pribadinya di salah satu sudut lantai dua The Pals. Tidak begitu besar, namun cukup nyaman untuk berlama-lama di dalam. Kara memilih duduk di atas meja kerja Zafran, selagi lelaki itu langsung sibuk mengecek daftar penjualan yang langsung diserahkan manajer kafe sesampainya mereka di ruangan ini.

"Kak, apa ada lagi yang nggak aku tahu dari kakak?" Tanya Kara iseng, setelah puas memandang Zafran yang tampak serius membaca laporan penjualan.

"Ra," Zafran mengangkat wajahnya dari laporan penjualan, menatap Kara yang duduk tidak jauh darinya, "kenapa kamu jadi manggil aku kakak lagi sih? Kemarin udah manggil Abang loh."

Kara sengaja mengulur waktu untuk menjawab. Zafran jadi gemas sendiri melihat Kara bertingkah demikian.

Iapun mengabaikan laporan keuangan usahanya dan mendekati Kara yang masih duduk di meja kerjanya.

"Panggil Abang dong, Ra." Rayu Zafran.

Kara, yang tadinya tersenyum manis, mendadak pasang wajah serius. "Kok berhenti sih? Kerja kayak tadi dong!  Duduk, sambil merhatiin laporan keuangan. You look sexier loh."

"Sexy? Me?" Lelaki itu mengulas senyum senang. Ini pertama kalinya Zafran dipuji demikian.

Iya. Pertama kali, Zafran mendapat pujian demikian. Bahkan Ivy, yang selama ini dianggap sebagai cinta pertamanya, tidak pernah berkata begitu. Perempuan-perempuan yang sempat singgah di hatinya juga demikian. Tidak ada yang pernah mengatakan dirinya seksi. They always said he was a geek. Nerds. Look smart with glasses, but not sexy.

Kejar TenggatWhere stories live. Discover now