19: (Because) I Love You

24.7K 2.6K 45
                                    

Mulmed:
Suzy - I Love You Boy (OST While You Were Sleeping)

===================

Biasanya aku nggak bisa secara gamblang bilangnya karena terlalu menggelikan. Tapi buat kamu, aku akan bilang. I love you.

- A -

===================

Selama perjalanan menuju rumah, Kara kembali ingat dengan kata-kata ibu penjual sate yang tadi menyapanya. Perempuan itu sampai tidak mengacuhkan Raka, yang beberapa kali berusaha mengajak bicara Kara. Lamunan Kara sukses membawanya kembali berkelana seorang diri. 

Lelaki itu baru saja dari sana. Membeli beberapa porsi untuk dibawa pulang. Untuk orang tua dan adik. Siapa maksudnya?

Kara terus saja bertanya sampai motor Raka memasuki wilayah rumahnya. Sesampainya di depan rumah, Kara langsung disambut oleh mobil hatchback yang pernah membawanya pergi beserta pemilik dari mobil tersebut. Mobil yang diam-diam sering Kara nantikan sejak kencan terakhir mereka berlalu.

"Kak Zaf?"

Kara tidak tahu berapa lama Zafran menunggu di depan rumah. Namun, dilihat dari kondisi Zafran yang menggosok kedua telapak tangannya dengan cepat sambil berjingkrak-jingkrak kecil, Kara yakin jika lelaki itu menunggu cukup lama di luar rumahnya.

"Oh? Kara!" Zafran tampak sumringah begitu melihatnya. Namun wajahnya tampak kesal melihat Kara yang pulang bersama Raka.

"Gue langsung balik deh. Calon tunangan lo bisa nerkam gue kalo lama-lama di sini. Ini waktunya gue buat ngapel tetangga. Dia pasti nyariin gue." Dengan nada bercanda, Raka berkata.

"Idih pede banget! Nggak puas apa godain Reni di kantor tadi?" Balas Kara bernada sinis. Raka membalas dengan cengiran.

Raka lantas beralih menatap Zafran. Dia sadar betul jika lelaki itu sempat menatapnya dengan tatapan kesal akibat cemburu. "Mari, Zaf. Saya kemari hanya mengantar Kara," Raka menurunkan volume suaranya, menambahkan, "sambil curhat juga. Katanya Kara kangen."

Bibir Zafran mengulas senyum sumringah mendengar Raka berkata demikian. Perasaannya mendadak lega. Jujur ketika melihat mereka berdua datang, Zafran sempat khawatir. Bagaimana kalau mereka benar-benar jadian setelah satu minggu Zafran pergi?

"Ih Rakaaaa!!" seru Kara gahar. "Pulang aja deh sana! Kesel sama kamu. Fix!"

Raka hanya tertawa. Sebelum menghilang dengan motornya, sempat-sempatnya Raka berkata begini, "Sana manja-manjaan ama Abang lo! Udah seminggu kalian nggak ketemu kan?"

"RAKA OMG!!" Jerit Kara tertahan. Percuma juga dia marah, toh lelaki itu sudah pergi sambil terpingkal-pingkal dengan motornya.

Karena Raka, keduanya jadi bingung sendiri. Kara dan Zafran masih diam di tempat masing-masing. Antara canggung dan malu.

Risih juga tidak bicara sepatah kata dengan Zafran. Lelaki itu juga malah diam saja, memainkan kakinya. Padahal sebelumnya, Zafran yang berinisiatif memulai. Mulai dari membuka percakapan sampai membuat hubungan mereka sebagai pasangan. Yah, status itu sebetulnya belum sepenuhnya bisa Kara terima. Entah kenapa, setengah hatinya masih saja gelisah setiap mengingat statusnya dengan Zafran.

Kara berinisiatif untuk memulai percakapan. Seperti yang pernah dia lakukan sebelumnya, ketika bertemu Zafran di pasar tradisional dekat rumahnya.

Kara sampai lupa. Dia kan tidak selamanya pasif terhadap keberadaan Zafran.

Kejar TenggatWhere stories live. Discover now