12

53.3K 4.8K 40
                                    

"Percuma cantik kalau akhlak gak ada. Apa yang mau dibanggakan?"

~Mora~

•••••

"Ini nih yang dinamakan surganya anak sekolah."

Bukan di kantin, atau pun belakang sekolah. Karena disana potensi ketahuan cukup besar. Tapi karena sekarang yang mengajak Mora bolos adalah bandarnya, jadi Mora yakin jika di warung belakang sekolah ini gak akan ketahuan.

Mora menegakkan badannya, "lo yakin kan kalau kita gak akan ketahuan?"

"Yakin lah, lo harus percaya sama gue. Lagian juga anak osis gak bakal berani kesini, karena mereka tahu kalau ini tongkrongan anak Veldormant."

Mora mengangguk, tapi sedetik kemudian dia mengerjapkan matanya. Tunggu, kenapa kayak ada yang janggal?

Yakin lah, lo harus percaya sama gue. Lagian juga anak osis gak bakal berani kesini, karena mereka tahu kalau ini tongkrongan anak Veldormant.

Tongkrongan anak Veldormant!!

Jadi ini tempat anak Veldormant bolos? Sial, kalau Mora tahu, dia tidak akan ikut kesini. Lebih baik bolos ke kantin atau taman aja, meski nantinya berakhir di hukum. Dari pada kayak gini, nanti disangka mau caper lagi sama si Guntur. Apa lagi sama si AH, mereka berdua kan suka banget cari gara-gara dengannya.

Tapi Mora tetap tenang, dia harus tetap slayy.. Tarik napas dan buang. Masih ada Alexo yang bisa Mora jadikan alasan, uh, cerdik juga kau Mora.

"Kenapa lo? Sawan?"

"Anjing, enggak lah. Lagain lo kenapa ajak gue kesini sih? Nanti kalau mereka kesini gimana?"

Vio mengangkat bahunya acuh, "ya gak gimana-gimana. Bukannya lo suka sama Guntur ya? Gue cuman kasih kesempatan lo buat deket sama dia."

Mora menghela napasnya, oke tenang Mora. Vio gak tahu kalau lo udah gak peduli lagi sama Guntur, "gue gak mungkin genit depan tunangan gue juga kali." meski selama ini sering sih.

"Apa? Tunangan? Sejak kapan lo punya tunangan? Gak ada tuh rumor kalau lo udah tunangan, jangan-jangan lo ngaku-ngaku lagi?!" Vio penasaran, selama ini tidak ada rumor tentang Mora yang sudah tunangan. Adanya juga Mora yang dengan tidak tahu malu dan dirinya, mengejar-ngejar Guntur.

Mora berdecak, "ya iya lah. Orang gak ada yang tahu kalau gue tunangan selain gue sama dia di sekolah ini."

Violin mengerutkan keningnya, "kenapa? Di jodohin?"

Mora menggeleng dengan tegas, "gue lupa-lupa ingat sih. Tapi katanya gue sama dia emang saling suka, pertunangan kita juga karena emang dasar suka sama suka. Katanya."

"Kenapa lo bisa gak ingat? Padahalkan lo berdua yang jalanin?"

Mora mengangkat bahunya acuh, "percaya gak percaya, karena kelakuan si Guntur kemarin, gue hilang ingatan. Makanya gue gak terlalu tahu kenangan gue sama dia."

Violin menatap Mora dengan tatapan kasihan, "berarti lo juga lupa sama kelakuan lo selama ini?"

Mora mengangguk, padahal dalam hati dia menggeleng. Dia kan tahu bagaimana jalan cerita novel ini, meski mungkin ada cerita di balik layar. Buktinya sekarang dia sudah tunangan dengan Alexo, dan itu tidak terjadi di dalam novel. Di dalam novel pun, Mora tidak pernah dekat dengan Violin.

"Gue gak tahu harus sedih apa seneng? Dengan lo yang hilang ingatan ini bukannya bagus buat hubungan lo? Lo bilang kalau tunangannya lo anak Veldormant juga kan?"

Extra Love Story Where stories live. Discover now