52

14.3K 1.2K 46
                                    

Guyss, makasih banget buat kalian yang selalu nyemangatin disetiap part😘. Gw jadi makin semangat sekarang.💪










Semangat buat makin ngegosting kalian, wkwkwk😂.

••••••

Mora misah misuh di kamarnya, dari kemarin Alexo belum mengabari dirinya. Mora kan kepikiran, dan akhirnya memutuskan untuk tidak berangkat sekolah.

Mora terkekeh saat dia mengingat Alexo yang suka dengan seenaknya keluar masuk kamarnya. Dan mungkin sosok tersebut tidak akan Mora temui sampai batas waktu yang belum ditentukan.

"Kangen ayang, huaa."

"Berisik dek, belum juga dua puluh empat jam udah lebay. Gimana mau bertahan sampai empat tahun." cibir Marcel.

Mora menatap sengit abangnya yang sedang bersandar di pintu kamarnya dengan menggunakan jas putih kebanggaannya.

"Abang bawel deh, berangkat sana. Pasien udah nungguin buat diperiksa, bukan malah mampir kesini."

Marcel menegakkan badannya, bukannya keluar dari kamar adiknya Marcel justru melangkah memasuki kamar adiknya. "Salah, abang masuk kamar adiknya sendiri?" tanya Marcel saat sudah duduk di samping Mora.

"Enggak, cuman abang suka usil kalau sama Mora. Sama kayak kakak, hobi banget bikin adeknya kesel."

Marcel tertawa kecil mendengar penuturan adiknya tersebut, "dek, meski abang atau kakak suka bikin kamu kesel, kita berdua sayang sama kamu. Kamu tahu alasan kenapa abang sama kakak suka usil sama Kamu?" tanya Marcel yang di balas gelengan oleh Mora.

"Karena kita gak mau kamu sedih, kita berdua lebih baik lihat kamu marah-marah sama abang ataupun kakak. Karena kalau kamu marah, itu tandanya pikiran kamu hanya tertuju pada kami berdua. Enggak bercabang kemana-mana dan bisa menyebabkan kamu over thinking terus."

Mora menatap abangnya dengan mata yang berkaca-kaca, Mora kira selama ini dia dijahili oleh kedua kakak laki-lakinya karena mereka memang senang membuatnya kesal.

"Sayang abang banyak-banyak" seru Mora memeluk tubuh kekar abangnya.

Marcel terkekeh saat merasakan jika Mora sedang menggigit pelan dadanya, tangannya terangkat membalas pelukan Mora. Sesekali Marcel mencium puncak kepala adiknya.

"Sayang adek banyak-banyak" jawab Marcel persis dengan yang di ucapkan Mora.

Mereka berdua tertawa bersama tanpa melepaskan pelukan pada tubuh masing-masing.

"Pelukan gak ngajak-ngajak!" seru Nanta sambil masuk kedalam pelukan kakak beradik tersebut.

Mora tertawa kecil melihat kakaknya yang cemberut, "kakak lucu deh. Tapi muka cemberut kakak gak cocok sama wajah sangar kakak."

Nanta tidak menjawab, dia malah asik mendusel di leher kanan Mora. Karena yang sebelah kirinya sudah diisi oleh abangnya.

Marcel mengelus kepala kedua adiknya, rasa sayang Marcel untuk keduanya sama rata. Dia tidak membeda-bedakan antara Nanta dan Mora, karena mereka berdua sama-sama adiknya.

"Abang seneng ngelihat kita akur kayak gini, tetap akur ya. Kita saudara, harus saling menjaga. Apalagi kamu Nanta, jaga terus adiknya. Dia adik perempuan kita satu-satunya."

"Siap bang! Nanta pasti bakal jagain si bontot kok, abang tenang aja. Meski sekarang Nanta udah gak satu sekolah lagi sama adik, Nanta punya banyak kenalan di SMA Damora. Mereka udah Nanta suruh jagain Mora selama di sekolah."

Marcel tersenyum kecil mendengar ucapan Nanta, dia mengurai pelukan ketiganya. "yaudah Abang berangkat dulu, kamu baik-baik di rumah ya dek" kata Marcel pada Mora.

Extra Love Story Where stories live. Discover now