54

11.1K 519 74
                                    

"APAA..."

Samuel terkejut mendengar teriakan itu, dia jelas mengenal suara siapa yang berteriak.

"dad, bilang sama Abang kalau apa yang Abang denger barusan itu salah. Adek gak mungkin kena skizofreniakan dad?"

"Pasti kita salah denger bang, adek gak mungkin kena skizofrenia. Dia anak yang ceria, hahaha pasti Daddy lagi bohongin kita kan?" Kata Nanta dengan suara yang menahan tangis.

"Jawab Abang dad! Apa maksud daddy? Kenapa daddy bilang kalau adek terkena skizofrenia? Skizofrenia bukan hal yang main-main dad."

Samuel menghela nafasnya pelan, apa boleh buat. Mereka tidak sengaja mendengar pembicaraannya dengan dokter yang menangani Mora.

Samuel terpaksa menjelaskan semua rahasia yang selama ini dia tutupi dari semua orang, tentang keadaan Mora yang sesungguhnya. Semenjak kejadian yang menyebabkan Mora koma, Mora menjadi pribadi yang lain. Apa yang dia pikirkan akan menjadi halusinasinya, Samuel juga sudah mencoba untuk mencari cara agar halusinasi Mora ini sembuh. Tapi belum bisa sampai sekarang.

Dokter yang menangani Mora saat itu mengatakan Mora akan sembuh jika melakukan perawatan dengan baik. Akan tetapi kondisi Mora saat itu membuat Samuel tidak bisa membawa Mora pergi ke psikiater. Sebenarnya Samuel pernah mendatangkan psikiater ke rumahnya saat semua orang tidak ada di rumah, akan tetapi Mora menolak untuk berobat karena merasa dirinya tidak gila.

Samuel pun sudah menjelaskan jika Mora memang tidak gila, hanya saja Mora akan menganggap dirinya gila jika Samuel benar-benar menyuruh dirinya berobat.

"Mungkin kalian gak percaya dengan apa yang Daddy bilang, tapi itu kenyataannya. Daddy sembunyikan semua ini dari kalian semua, bahkan mommy pun gak tahu. Daddy gak mau bikin kalian khawatir."

Marcel dan Nanta shock mendengar penjelasan Daddy nya tentang Mora. Jadi selama ini adiknya itu mengalami gangguan, tapi kenapa Mora tidak memperlihatkannya?.

"Jadi waktu Marcel mergokin Mora yang lagi ngigau di kamarnya itu... Dia sebenarnya lagi menjadi sosok Zea?"

Samuel mengangguk, "bukannya kamu mendengar jika saat itu Mora memanggil dirinya Zea. Mora memang sering menganggap jika dirinya adalah Zea."

"Zea itu siapa dad? Apa kita kenal sama dia?."

"Zea tidak nyata, dia hanya karakter buatan Mora. Selama ini adek kamu selalu menciptakan karakter baru di kehidupannya."

"Apa gak bisa disembuhkan dad?" Tanya Nanta.

"Bisa, hanya saja Mora tidak mau melakukan pengobatan itu. Dia selalu menganggap dirinya gila jika bertemu psikiater."

"Terus kita harus gimana dad? Gak mungkin selamanya adek terjebak didunianya sendiri."

Samuel menghela nafasnya pelan, "Daddy gak tahu lagi harus ngelakuin cara apalagi. Setiap Daddy coba bicara sama Mora tentang pengobatan itu, dia selalu menghindar."

Marcel meninggalkan Nanta dan Samuel, dia yakin jika ada satu orang yang bisa membantu Mora untuk mau berobat. Apapun caranya Marcel akan meminta tolong kepada orang itu, meski nanti Mora akan kehilangan tunangannya.

Marcel tergesa-gesa turun dari mobilnya, dengan tidak sabaran Marcel mengetuk pintu itu dengan sangat kuat.

Tok.. tok. .. tok...

"Permisi, apa ada orang?"

Ceklek

"Loh Marcel, ada apa?" Tanya Naura.

"Tante Alexonya ada?"

Naura mengerutkan keningnya, kenapa dengan Marcel sebenarnya. Wajahnya terlihat sangat khawatir. "Ada, sebentar ya Tante panggil dulu. Kamu masuk dulu aja."

Extra Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang