31

29.6K 2.8K 40
                                    

Alexo baru sampai di rumahnya saat jam dua belas siang, dia kebablasan bermain game dengan Nanta.

"Baru pulang kamu? Semalam kemana aja?" tanya Zaidan dengan jas yang melekat pada badan atletisnya.

Sepertinya Zaidan sedang kembali ke rumah untuk makan siang.

Alexo cengengesan, "kebablasan main sama Nanta, yah."

Zaidan geleng-geleng melihat putranya yang tidak ingat waktu jika sudah dihadapkan dengan dua kesayangannya. Mora dan game, keduanya suka menyebabkan Alexo tidak kenal waktu.

"Masuk sana, bersih-bersih. Kamu kayak belum mandi dari kemarin."

Alexo mencium badannya sendiri, "wangi kok."

Zaidan mengangkat alisnya sebelah, "yang bilang kamu bau siapa? Ayah cuman bilang kamu gak mandi dari kemarin."

Alexo tertawa kecil, "aku memang belum mandi sih yah. Semalam pas sampai di rumah Mora, aku langsung tidur. Pas bangun juga cuman cuci muka aja, habis itu kumpul sama daddy, mommy. Terus main deh sama Nanta." jelas Alexo tanpa ditanya oleh ayahnya.

Zaidan tersenyum maklum, Alexo memang selalu cerewet jika di rumah. Dia akan selalu menceritakan hal sekecil apapun pada dirinya. Dan Zaidan tidak merasa keberatan, dia justru senang jika Alexo mau dekat dengan keluarganya tanpa ada batas.

Zaidan mengacak rambut Alexo, "ya udah sana masuk. Habis mandi langsung turun, kita makan bareng."

Alexo mengangguk, kemudian dia berjalan memasuki rumahnya.

Sesampainya Alexo di kamar, bukannya langsung mandi Alexo malah merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Tiga anak kecil itu sedang berjalan saling bergandengan, dengan anak perempuan yang berada di tengah kedua laki-laki itu.

"Kakak, nanti Mola pokoknya mau es klim. Tapi halus pake uang Alexo, ya?" pintanya dengan mata penuh harap menatap orang yang menggandeng tangannya di sebelah kiri.

Alexo terkekeh, "iya. Nanti kak Nanta yang beli, tapi pake uang aku."

Mora kecil tersenyum sambil lompat-lompat mendengar persetujuan dari Alexo.

"Yeyy, Exo jangan belubah yah? Halus jadi Exo yang Mola kenal, sampai nanti kita besal. Exo juga halus tetap jajanin aku ya?!"

Alexo gemas dengan adik dari sahabatnya ini, "iya. Sampai nanti kita besar, kita bakal selalu bareng-bareng."

"Janji yah? Pokoknya Exo jangan punya teman pelempuan selain Mola, titik!!"

"Iya."

Alexo terkekeh mengingat masa kecil mereka bertiga. Di antara yang lain, Alexo memang lebih kenal Nanta. Karena mereka sudah bersama saat masih tk.

Saat itu Alexo dan Nanta kelas tiga sedangkan Mora baru masuk ke sekolah dasar, bahkan Mora masih belum bisa mengucapkan huruf R.

"Aku gak ingkar kan sayang? Buktinya aku jajanin kamu tiap hari. Tapi untuk setahun yang lalu, bukan aku yang ingkar. Tapi kamu yang gak mau di jajanin."

Alexo, Nanta dan Mora tidak pernah berbeda sekolah dari zaman tk.

Alexo sudah menyukai Mora saat dia kelas empat SD. Melihat tingkah laku Mora yang imut dan menggemaskan, membuat Alexo tidak bisa berpaling.

Saat Alexo kelas satu SMP, dia memberanikan dirinya untuk bicara dengan ayahnya. Saat itu respon Zaidan hanya mengangguk saja, mungkin Zaidan berfikir jika Alexo hanya merasakan cinta monyet.

Lambat laun Alexo sudah tidak bisa membendung rasa cintanya pada Mora, dia kembali meminta kepada ayahnya untuk menjadikan Mora sebagai pasangannya.

Saat itu Zaidan tahu jika ucapan Alexo bukan hanya cinta monyet, tetapi memang menyukai seperti orang dewasa.

Extra Love Story Where stories live. Discover now