14

52.6K 4.5K 46
                                    

Aaa, thank you buat 6k+ pembacanya sama rank 1 transmigrasinya😚😚. Gila, waktu buka wattpad kayak lagi di serang sama kalian😅😅

Komenan kalian bikin gue ngakak sambil mikir tahu gak sih🤔. Mau balesin satu-satu, tapi gue males😶. Emang rada-rada goblok gue ini😌

Thanks banget buat yang suka sama cerita ini❤❤. Semoga betah sampai cerita ini tamat😘.

°°°°°

Saat ini mereka sudah kembali ke sekolah setelah mendengar bel istirahat berbunyi. Katanya Mora ingin makan di kantin sekolah. Dan entah kenapa mereka juga ikut-ikutan, kecuali Alexo dan dua AH.

Oh iya, bicara tentang Alexo. Saat ini mereka belum kembali lagi, entah apa yang akan Alexo lakukan pada dua temannya itu, Mora tidak peduli.

Lagian siapa suruh bikin gara-gara dengannya, masih mending hanya Alexo yang turun tangan. Bagaimana jika Mora ikut turun tangan, bisa habis mereka.

Meski tidak di izinkan keluar rumah di dunianya dulu, Mora selalu menyelinap keluar saat semua orang sudah tidur. Mora belajar beladiri.

Jika kalian bingung, kenapa Mora berlatih saat malam hari. Karena Mora belajar ilmu beladirinya, bukan pada sensai, atau guru lainnya. Mora belajar ilmu beladiri pada pembunuh bayaran.

Mora tahu jika mereka pembunuh bayaran meski mereka tidak bicara padanya. Alasan Mora bisa belajar dengan mereka, karena pada saat Mora sedang jalan-jalan saat malam hari. Mora melihat ada orang yang sedang kesakitan, tanpa pikir panjang Mora menolongnya. Dan ternyata, itu adalah pimpinan mereka.

Setelah sebulan mereka tidak bertemu lagi. Sampai akhirnya pada malam dimana dia kembali keluar rumah, Mora hampir di lecehkan. Beruntungnya saat itu mereka sedang ada pekerjaan disana.

Dan sejak saat itu, pemimpin mereka yang Mora ketahui namanya Carel itu menyuruhnya untuk belajar beladiri. Karena tidak selamanya Carel akan selalu berada di samping Mora, apalagi dengan status pekerjaannya. Nyawanya saja bisa melayang kapanpun.

"Ra, lo lagi mikirin apa?"

Mora keluar dari lamunannya, menatap Vio yang bicara barusan. "Gue lagi kangen sama seseorang."

Violin mengerutkan keningnya, siapa orang yang Mora rindukan? Tidak mungkin jika itu Alexo, jelas-jelas mereka selalu bertemu. "Siapa?"

Mora tersenyum sedih, kepala Mora menunduk. Jujur saja, dia kangen dengan Carel. Hanya dia yang peduli dengan Mora di dunianya dulu, terlepas dari pekerjaannya yang bisa saja membunuh Mora.

Carel adalah panutan untuk Mora, jadi jangan heran jika terkadang Mora seperti tidak mempunyai perasaan kasihan dengan orang lain. Panutannya saja pembunuh bayaran.

"Ada lah, lo juga gak akan kenal."

Vio memicingkan matanya, "bukan selingkuhan lo kan?"

Mora mendatarkan pandangannya, "niatnya sih iya. Cuman gue belum menemukan seseorang yang lebih dari Alexo. Jadi gak dulu."

"Kalau menurut gue gak akan nemu deh, Ra. Tipe lo kan benar-benar menguras dompet seorang laki-laki."

Mora mengangkat bahunya acuh, "ya kalau gak ada, gue bakal setia sama Alexo."

"Gila juga ternyata temen gue."

Mora terkekeh, "kalau Alexo gak mau gue tinggalin. Cukup dengan satu hal, perbanyak duit. Itu aja udah cukup bikin gue setia di samping dia."

"Tenang aja, uang aku cukup buat hidupin kamu sama anak-anak kita nanti."

Mora terkejut, sejak kapan Alexo ada disampingnya? Bukannya tadi gak ada ya? Apa karena Mora terlalu asik bicara dengan Vio?

Extra Love Story Where stories live. Discover now