28

29.4K 2.7K 37
                                    

Brak.

"Anjir, gue kaget" batin Vio.

Mereka semua melihat Airin yang sudah terjatuh tepat disamping Mora.

"Siap-siap di cerca lagi gue."

"M-maafin aku Mora, a-aku beneran gak sengaja, hiks.."

Mora menghela napasnya pelan, sudah dia duga. Airin pasti akan terus mengganggunya karena kegagalannya tadi di kelas.

Tanpa peduli Airin yang sedang duduk di samping kursinya, Mora kembali melanjutkan makan mie ayamnya.

"Hiks.. Hikss.. Aku be-beneran gak s-sengaja."

Vio mendekatkan kursinya pada kursi Mora, "hajar aja, Ra. Dia udah kepalang mau fitnah lo lagi. Dari pada di fitnah, mending lo lakuin langsung. Jadi pas nanti si Guntur sama yang lain datang terus marah-marah sama lo, lo gak akan ngerasain gak enak karena emang lo yang lakuin." hasut Vio.

Mora menatap Vio dengan tatapan acuh, tangannya terulur mengambil sendok dan menyuapkan mie ayam pada mulutnya. "Kalau udah titisan setan, ya mau kayak gimana pun kondisinya. Hasutan tetap jalan."

Vio cemberut, badannya menjauh dari Mora. "Gue kan cuman kasih saran, kalau enggak mau dilakuin ya gak usah."

Sudut bibir Mora berkedut, "ngambek lo sama gue?"

Vio tidak menjawab, dia malah asik memakan mie ayamnya. Yang sesekali Mora isengi. Bahkan mereka berdua melupakan Airin yang sedari tadi belum bangun dari duduknya di lantai.

Vio berdehem, "ekhm. Lo masih mau duduk disitu sampai kapan? Cuman mau kasih tahu, anjing-anjing lo gak akan ke kantin. Kenapa?... Kepo ya?!!"

Vio tertawa melihat semua orang yang ada di kantin melihat ke arahnya dengan tatapan penasaran. "Hahaha, karena.... Gue juga gak tahu. Gue cuman nebak aja. Tapi tahunya, eh... Nongol tuh anjing lo." ucap Vio menunjuk pintu kantin.

Mora mengikuti arah telunjuk Vio, dan memang benar jika di depan pintu kantin sudah ada inti Veldormant termasuk kakaknya.

Airin yang melihat itu malah semakin menjadi, dia akan mengambil simpati Nanta untuk membelanya.

"Hiks... Hikss.. Aku salah apa sama kamu, Ra? Kenapa kamu jahat sama aku?"

Guntur langsung berlari saat netra matanya melihat sang kekasih sedang duduk di lantai. "Kenapa bisa kayak gini? Mora bully kamu lagi?" tanya Guntur sambil membantu Airin bangkit dari lantai.

Mora memutar bola matanya malas, apa-apa disangkut pautkan sama dia.

Nanta menghampiri adiknya, memeriksa dari atas sampai bawah dan memutar-mutar tubuh Mora. "Gak ada yang lukakan?" tanya Nanta saat melihat ada pecahan piring di samping Mora.

Mora menggeleng, "aku gak papa kok. Kakak tenang aja."

"Serius? Kalau ada apa-apa bilang sama kakak, jangan sungkan." kata Nanta dan diangguki oleh Mora.

"Lo gak ada bosen-bosennya bully Airin! Sekarang masalah apa lagi?" tanya Guntur.

Mora berdecih, "tanya aja sama cewek lo. Ngapain dia duduk di lantai. Kayak gak ada tempat lain aja!"

"Mungkin lagi nyari koin yang jatuh kali, hahaha." sambung Vio.

Guntur mengeraskan rahangnya, jika tidak ada Nanta mungkin sudah dari tadi Guntur melayangkan tangannya pada tubuh Mora.

Nanta menyembunyikan Mora di belakang tubuhnya saat tatapan Guntur semakin tajam. "Kenapa lo natap adek gue kayak gitu? Masih gak terima cewek lo di perlakuin kayak gitu?"

Extra Love Story Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα