43

22.5K 2.6K 54
                                    

Guntur mengetuk-ngetuk meja menggunakan jarinya, kenapa semua teman Vero harus menggunakan nama panggilan. Tidak mungkin kan kalau Guntur harus menanyai semua orang.

"Ngelamunin apa lo Tur? Cewek ya?" tanya Haidar.

Guntur menghela napasnya pelan, tidak ada salahnya meminta bantuan kepada temannya ini. Dengan begitu mungkin mereka akan lebih cepat ditemukan.

"Gue mau minta tolong boleh?"

Aksara mengerutkan keningnya, tumben Guntur minta tolong. Biasanya dia suka langsung menyeret mereka. "Apa?"

"Teman gue, Vero. Lo semua tahu kan? Dia lagi koma di rumah sakit, dan keinginannya dari dulu tetap sama. Dia ingin bertemu dengan teman perempuannya. Gue m--"

"Gak usah berbelit-belit, gue udah tahu tujuan lo kemana. Lo mau minta tolong sama kita buat bantu nyari kan?" potong Rafa.

Guntur mengangguk, "tolong ya. Keluarga dia udah mutusin buat lepas alat bantu Vero sebulan lagi. Seenggaknya gue pengen sebelum dia benar-benar pergi, keinginan dia udah terkabul."

Bara menatap Rafa yang juga sedang menatapnya. "Kita bisa aja bantu, cuman untuk sekarang gak bisa. Lo tahu kan kita lagi ujian, bukan maksud gue gak mau bantu. Tapi tunggu tiga hari lagi, setelah itu kita bisa fokus sama pencariannya."

"Iya, setelah ujian nanti kita semua udah gak punya kegiatan lagi di sekolah. Itu bisa kita gunain buat cari temannya Vero. Karena kita gak bisa mengabaikan ujian kali ini, karena ini menyangkut kita lulus atau enggaknya." tambah Rafa.

Guntur mengangguk, dia juga tidak mau membuat teman-temannya melupakan tugas sebagai siswa. "Iya, lagian gue percaya sama kemampuan lo Raf."

Rafa mengangguk, kemudian dia menepuk bahu Guntur. "Lo tenang aja, gue pasti bakal berusaha semampu gue buat cari temannya Vero."

"Tapi kalau boleh tahu siapa nama temannya Vero?" tanya Bara, karena bagaimana pun mereka tidak terlalu dekat dengan Vero. Mereka hanya sebatas kenal.

"Namanya Ana, tapi itu cuman nama panggilan. Gue juga gak tahu kalau nama aslinya siapa. Tapi kata tante Fira, Ana ini selalu sama dua laki-laki yang menjaganya, entah bodyguard atau apa."

"Lo kenal sama dua orang itu?" tanya Haidar, meski pecicilan dia bisa juga diajak serius. Apalagi seriusin kamu, eaaa.

Guntur menggeleng, "tapi kata tante Fira nama dua laki-laki itu Exo dan Ata."

Alexo dan Nanta langsung saling menatap, karena nama itu adalah panggilan mereka saat masih kecil.

"Lo berdua kenapa?" tanya Aksara saat melihat Alexo dan Nanta yang saling menatap. "Masih lurus kan?"

Nanta menjitak kepala Aksara yang kebetulan memang berada di sampingnya. "Hati-hati lo kalau ngomong. Gue masih suka cewek cantik."

"Lagian lo berdua tiba-tiba saling tatap saat dengar nama Exo dan Ata. Kalian kenal ya?" tuduh Haidar.

Alexo berdehem, "enggak."

Alexo langsung berjalan ke tempat duduknya dan diikuti Nanta.

"Kenapa dua anak itu?" tanya Bara yang direspon angkat bahu oleh teman-temannya.

"Udah, ntar kita bahas lagi. Sekarang udah mau masuk lagi."

°°°°

"Assalamualaikum" gumam Nanta.

Nanta berjalan dengan lesu kedalam rumahnya, di pikirannya masih terngiang-ngiang perkataan Guntur. Apa Vero yang di maksud Guntur adalah dia?.

Nanta duduk di sofa ruang keluarga, memejamkan matanya guna menjernihkan kembali pikirannya. Dan semua itu tidak luput dari mata Mora.

Extra Love Story Where stories live. Discover now