32

29.7K 2.7K 59
                                    

Tok.. tok.. tok...

Alexo berdiri di depan pintu rumah Mora. Alasan kenapa Alexo tidak langsung masuk, karena dia ingin disambut oleh Mora.

Ceklek.

Mora membuka pintu rumahnya saat mendengar pintu rumahnya di ketuk, padahal ada bel disana. Dan ternyata Alexo.

"Tumben ketuk pintu? biasanya juga langsung nyelonong aja." kata Mora.

Alexo tidak menjawab, dia menggeser posisi Mora yang menghalangi jalan. Kemudian Alexo masuk ke dalam rumah Federick dan meninggalkan Mora yang masih terdiam di depan pintu.

"Ih, kebiasaan banget suka seenaknya. Untung gue sayang, coba kalau enggak?! Udah gue pites tuh anak."

Mora menutup pintu rumahnya kembali, dia menghampiri Alexo yang sudah duduk manis di sofa.

"Nih" kata Alexo menyerahkan pesanan Mora.

Mora menerimanya dengan senang hati, kemudian Mora beranjak sambil membawa seblak yang dibelikan oleh Alexo.

Alexo hanya diam saja melihat Mora yang kembali lagi setelah memindahkan seblak itu pada mangkuk.

Mora menoleh, melihat Alexo yang sedang menatapnya. Alis Mora terangkat satu, "kenapa lihatin aku kayak gitu? Kamu mau seblak?"

Alexo menggeleng, "makan aja. Aku gak suka pedes."

Mora mengangguk, dia kembali menikmati seblaknya.

Lima menit kemudian, Mora sudah selesai menghabiskan seblaknya. Menyimpan kembali mangkuknya ke dapur.

"Al, bosen. Main kuy?" ajak Mora setelah duduk di samping Alexo.

Alexo menatap Mora dengan alis yang terangkat satu. "Boleh, tapi di kamar."

Tanpa aba-aba Alexo langsung menggendong Mora dengan gaya koala.

Mora memukul pundak Alexo pelan, "kenapa gak kasih aba-aba dulu sih?! Kalau aku jantungan gimana? Terus mati. Awas aja kalau aku tahu kamu nangis di papan nisan aku!"

Alexo menahan tubuh Mora dengan satu tangan. Tangan yang satunya lagi bergerak menyentil bibir Mora pelan. "Ngomong kayak gitu lagi, aku lempar kamu. Mumpung kita masih di tangga!"

Mora memeluk leher Alexo erat, dia tidak mau merasakan jatuh dari tangga dua kali. "Jahat! Aku tinggalin pasti nangis!"

Alexo tidak menjawab lagi, yang ada nanti malah semakin panjang. Mora tidak akan pernah mau mengalah. Tapi akan selalu kalah dengan Samuel.

Sesampainya mereka di kamar Mora, Alexo menutup pintu dan menguncinya.

Alexo duduk dipinggir kasur Mora dengan Mora yang berada dipangkuannya.

Mora mengangkat alisnya sebelah, "main apa disini?"

Alexo tersenyum simpul, "banyak yang bisa kita lakuin disini?"

"Apa?"

"Apa aja."

Mora kesal dengan Alexo yang tidak menjawab dengan jelas dari tadi. "Jawab ih! Emang di kamar bisa main apa? Aku bosen tahu, Al. Mending keluar yuk?! Jalan-jalan, ke Mall gitu?!"

"Kalau bosenkan gak harus main, kita bisa lakuin hal yang lebih bermanfaat."

"Contohnya?"

"Kayak gini!"

Lima belas menit setelah itu Mora menatap datar pada Alexo yang sedang tengkurap. Tangannya sedari tadi seolah sedang meremas sesuatu.

"Aku tahu kamu lagi ngapain! Lagi, Ra."

Extra Love Story Where stories live. Discover now