Awal

5.3K 436 176
                                    

HALLOOWWW!!
Absen yukkk kalian tau cerita ini dari mana?
siap menemani perjalanan hidup hagan dan juga Rajawali??? KASIH DUKUNGAN BERUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE KE TEMEN-TEMEN KALIAN YAHHH!😍😍😍

-HAPPY READING!-

--

Selasa, 25 September 2012

Suara nyaring tangisan bayi di dalam ruang bersalin itu membuat Hagan tersenyum lebar. Anak kecil berusia 9 tahun itu akhirnya mempunyai adik, setelah sekian lama ia berharap pada Tuhan agar dirinya mempunyai teman main di dalam rumah besarnya.

"Nek, adik Hagan udah lahir ya?" tanyanya pada seorang wanita paruh baya yang menemaninya di luar ruangan.

Wanita paruh baya yang tak lain adalah neneknya itu mengangguk dengan senyuman yang amat sangat indah bagi Hagan.

"Iya nak, Hagan punya adik sekarang." ucapnya.

Tangan Nenek tak lupa mengusap puncak kepala Hagan, lalu berkata, "Hagan udah gede, jangan cengeng lagi ya! Mainannya nanti di bagi buat adek, jangan nakal, dan harus jagain adek ya!" ucapnya.

Hagan mengangguk antusias, ia sudah membayangkan ketika ia akan bermain dengan adiknya di dalam rumah.

Setelah menunggu beberapa menit, Nenek dan Hagan sudah di perbolehkan masuk ke ruangan itu. Terlihat bahwa Ayahnya tengah menggendong adiknya diiringi dengan suara merdu Ayahnya yang tengah melantunkan Adzan.

Mata Hagan bersinar, benar-benar gemas dan senang ketika melihat bocah kecil yang tengah di gendong Ayahnya itu ternyata seorang anak laki-laki.

Setelah Ayahnya selesai melantunkan Adzan, Hagan menarik-narik baju Ayahnya membuat pria paruh baya itu menoleh ke bawah, menghadap dirinya.

"Ayah, Hagan mau lihat wajah adek!" ucapnya.

Cakra yang tak lain adalah Ayahnya itu tertawa, lalu membungkukkan badannya, agar Hagan bisa melihat dengan jelas wajah gemas adiknya.

"Ganteng, Yah!" ucapnya.

"Iya dong, siapa dulu ayahnya?" jawab Cakra menggoda.

"Siapa dulu juga kakaknya?" balas Hagan tak mau kalah.

Tingkah keduanya mampu membuat orang-orang yang ada di ruangan itu tertawa geli. Hari bahagia ini, tak akan pernah bisa mereka lupakan.

"Namanya siapa, Ayah?" tanya Hagan lagi.

Cakra terlihat berpikir sejenak, membuat Hagan menepuk jidatnya sendiri seakan mengatakan bahwa Ayahnya payah karena belum memikirkan nama untuk adiknya.

"Rajawali Argasya." ucapnya membuat Hagan tersenyum lebar.

"Gimana Bun?" tanya Cakra pada Wina, yang kini masih terbaring lemas di atas bankar.

Wina mengangguk dengan senyuman khasnya. "Bagus, Bunda suka!" ucapnya.

"Gimana, Hagan suka juga ngga?" tanya Cakra.

Hagan mengangguk setuju, "Suka, Yah! Bagus!"

Cakra tersenyum, lalu menidurkan bayi itu di sebelah Wina, membiarkan istrinya melihat lebih dekat bagaimana tampannya anak keduanya itu.

Setelahnya, Cakra menggendong anak berusia 9 tahun itu, lalu menciumnya berkali-kali. "Ayah!!! Jangan cium-cium Hagan begitu! Hagan sudah besar!" ucapnya sembari mengusap-usap pipinya.

Mereka lagi-lagi tertawa, "Kalo sudah besar, jangan nangis buat minta mainan ya! Hagan udah punya adek loh, harus pinter dan harus bisa jagain adek, oke?" ucap Cakra.

Hagan tersenyum dan mengangguk, tak lupa tangannya bergerak memberikan hormat kepada sang Ayah.

"Hagan mau lihat adek lagi!" ucapnya, membuat Cakra menurunkan Hagan dari gendongannya.

Hagan mendekat, tak lupa mencium pelan pipi sang adik.

"Ayo tumbuh bersama sebagai kakak adik yang saling menyayangi, Raja!" ucapnya.

✓✓✓

• Hagan 9 years old

• Hagan 9 years old

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• Papa muda

• Papa muda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


• Mama muda

• Mama muda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
HOME ( SELESAI✓ )Where stories live. Discover now