8. Bekal dari Raja

1.9K 237 60
                                    

- JANGAN LUPA VOTE + KOMEN! -
-
-
- HAPPY READING -

———

Sinar matahari yang memasuki kamar Hagan dari celah ventilasi kamarnya, membuat ia membuka matanya perlahan. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya untuk bisa melihat jam dinding dengan jelas.

Jam menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Ia hanya mengusap wajahnya kasar, lalu bangkit menuju kamar mandi dengan santai.

Ya, Hagan memang lah Hagan. Ia tak pernah panik tentang waktu yang sudah mepet dengan bel masuk. Padahal, jarak rumahnya lumayan jauh dengan sekolahnya. Di tambah lagi, hari ini di mata pelajaran pertama adalah ulangan seleksi dan kesempatan terakhirnya untuk bisa lolos mengikuti olimpiade yang Ayahnya idam-idamkan.

"ABANG!!!" teriakan Raja yang baru memasuki kamarnya itu melengking mengisi seluruh ruangan itu, termasuk kamar mandi yang ada di dalam kamar Hagan.

"LAGI MANDI!" Hagan membalasnya dengan berteriak juga.

"Niat sekolah tidak sih? Sudah jam setengah 7, baru mandi." omel si kecil yang entah di dengar atau tidak oleh Hagan.

"RAJA TUNGGU DI RUANG MAKAN! CEPAT! NANTI TELAT LOH!" teriak si kecil lagi, yang tak ada jawaban dari Hagan.

Kaki kecilnya melangkah kembali ke ruang makan. Terlihat sudah ada Bunda dan Ayahnya disana. Matanya berbinar ketika Bunda tengah menyiapkan sebuah bekal untuk kakaknya.

"Raja mau bantu, Bunda." ucapnya.

Bunda tersenyum, lalu memberikan kotak bekal yang sudah berisi nasi putih dan ayam goreng, serta beberapa naget. "Nih, tinggal kamu hias pake sayuran, sama masukin buahnya ya!" ucap Bunda.

Raja tersenyum senang. Lalu mengangguk cepat, dan menerima kotak bekal itu. Dengan penuh cinta, Raja menghias bekal itu secantik mungkin.

"Pasti Abang bakal lahap makan ini." ucapnya membuat Wina dan Cakra tersenyum gemas.

"Wah, lucu sekali. Pintar anak Ayah!" puji Cakra dengan tangan yang mengusap lembut kepala Raja.

Tak berselang lama, Hagan datang ke ruang makan. Raja yang masih mengerjakan tugasnya, buru-buru menyelesaikan dan menutup kotak bekal itu.

"Hagan langsung berangkat ya Bun, Yah?" pamitnya.

"Sarapan dulu sebentar, Bang!" ucap Bunda.

"Udah siang, Bun. Nanti di sekolah aja." balas Hagan dengan mata yang menatap arloji di pergelangan tangannya.

"Gunakan sebaik-baiknya kesempatan kamu ini, Hagan!" ucap Cakra, yang langsung di angguki oleh Hagan.

Wina yang mengerti kemana pembahasan suaminya, langsung menepuk pundak Hagan pelan. "Berdo'a dulu sebelum mengerjakan! Jangan terlalu banyak pikiran. Bunda yakin kamu bisa." ucapnya menenangkan.

Hagan mengangguk dan tersenyum. Matanya beralih menatap Raja yang membawa sebuah kotak bekal. "Buat siapa itu?" tanya Hagan.

Raja tersenyum, lalu memberikan itu pada Hagan. "Buat Abang! Biar semangat. Sebelum ulangan, makan ini dulu ya! Di jamin nilainya besar!" ucapnya.

Hagan terkekeh, "Wih, makasih ya!" ucapnya.

Hagan menatap kedua orang tuanya, lalu mencium tangan kedua orang tuanya. "Hagan berangkat." pamitnya.

"Hati-hati!" ucap Wina, sedangkan Candra hanya menjawab dengan anggukan saja.

"ABANG TUNGGU!" teriak si kecil ketika Hagan sudah berjalan menjauh dari ruang makan.

HOME ( SELESAI✓ )Where stories live. Discover now